SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Kamis, 21 Februari 2008

Harga Gabah Anjlok, Petani Mengeluh

Laporan: Hamzah

SIDRAP-- Pelaksanaan panen di dua Kecamatan yakni Kecamatan Panca Rijang dan Dua Pitue yangberlangsung beberapa hari terakhir ini, diwarnai keluhan petani. Pasalnya para petani mengaku harga gabah mereka di hargai dinilai dengan harga murah oleh para pembeli.

Mustamin misalnya petani asal Dua Pitue mengaku sangat kecewa dengan harga gabah yang diinginkan oleh para pembeli. Padahal selama ini untuk pembiayaan padi mulai dari pengelolaan lahan hingga panen biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.



"Para pembeli itu tidak bisa membeli Rp 2 ribu perkilogramnya, rata-rata mereka meminta dibawah itu, sekitar Rp 1700-1900. Dengan harga seperti ini, keuntungan kita sangat minim tau bisa dibilang jalan-jalan saja,"jelas Mustamin.

Keluhan sama datang dari petani asal Panca Rijang, Suardi ia juga mengakui bahwa harga gabah hasil panennya memang dibawah standar. Jika selama ini ia bisa menjaul gabah pada kisaran Rp 2000 perkligrmanya bahkan lebih dari itu, namun kali ini gabah hasil panennya hanya dihargai dibawah stnadar Rp 2000 itu.

"Kita juga tidak bisa berbuat apa-apa, kita tidak mau menjual kan semua sudah tahu bahwa setiap musim panen banyak utang-utang yang harus dibayar, nah kalu kita tidak jual bagaimana caranya kita untuk membayar utang yah terpaksa kita jual saja,"ujarnya.

Untuk itu baik Mustamin maupun Suardi, mereka sangat berharap ada pengendalian harga oleh pihak terkait sebab jika tidak, mereka khawatir ada pihak yang akan memanfaatkan kelemahan petani untuk meraih untung yang banyak.

Menanggapi keluhan tersebut, salah seorang anggota Komisi B, DPRD Sidrap, H Raupong Dalle yang mebidangi hal tersebut mengaku, pembelian dengan harga murah tersebut dimungkinkan karena panen yang dilaklukan warga di luar panen raya. Sehingga dari pihak Bulog belum melakukan pembelian terhadap padi petani.

Akibatnya, kata legislator PPP ini, panen yang dilakukan oleh petani berpeluang besar dimanfaatkan oleh oknum pembeli dari pasaran bebas diluar Bulog untuk mempermainkan harga. Tentu saja kondisi itu akan berimbas pada murahnya harga padi tingkatan petani.

"Seandainya Bulog juga turun melakukan pembelian terhadap padi petani paling tidak ada persaingan harga antara harga dari pasaran bebas dengan harga ketetapan Bulog, nah kondisi i ni bisa sedikit menguntungkan posisi petani,"jelasnya.

Raupong mengatakan bahwa, keberadaan campur tangan Bulog memang sangat berarti bagi terbentuknya harga yang berpihak pada petani bukan harga yang hanya mementingkan pihak tertentu saja. Untuk itulah Raupong berharap, jika memang dalam panen yang dilakukan di dua Kecamatan tersebut pihak Bulog belum melakukan pembelian gabah, maka sediianya, Bulog cepat turun tangan untuk melakukan pembelian gabah ke petani.

"Yah paling tidak untuk menstabilkan harga ditingkat petani, sebab hanya buloglah yang punya peran besar dalam membantu para petani,"jelasnya.