SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Selasa, 26 Februari 2008

Premium Masih Langka Di Sidrap


Laporan: Syahlan

SIDRAP---Kelangkaan BBM jenis premium di Sidrap hingga hari ini (26/02) masih berlangsung. Sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Sidrap, masih terlihat ramai antrian kendaraan roda dua dan empat. Seperti yang terlihat di SPBU Kota Pangkajene dan SPBU Tanete Kec Maritengae Sidrap. Pada pukul 07.15 wita, tampak puluhan kendaraan mengantri premium. Antrian tersebut terlihat hingga pukul 13.00. Menurut Rahim salah seorang tukang bemor (becak motor-red), yang mengantri sejak 08.00 wita, namun hingga 09.30 wita, belum mendapatkan premium.



“Saat tiba di tempat ini, stok premium sementara diturunkan. Tapi antrian sudah sangat panjang, jadi tetap harus antri. Sejak kemarin saya belum mendapatkan premium, padahal saya harus mencari penumpang karena sudah dua hari ini belum bekerja,” terang Rahim yang mengaku sangat terbebani dengan cicilan bulanan motornya.

Lebih lanjut dijelaskannya bahwa, sebenarnya dia bisa membeli premium di sejumlah warung menjual botolan. Namun harga per botolnya sangat mahal. Menurutnya, harga premium per botol sebesar Rp10.000, padahal harga normalnya di SPBU hanya Rp4.500 per liter.

“Sayat tidak bisa membeli premium dengan harga seperti itu, apalagi tarif yang diminta kepada penumpang masih menggunakan harga lama. Saya bisa rugi besar kalau seperti itu. Tapi mau bagaimana lagi? Mudah-mudahan pemerintah segera mengantisipasi masalah ini. Kasihan kami warga kecil ini,” jelas Rahim.

Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Abd Rahman, salah seorang sopir angkutan umum di Sidrap yang terlihat ikut antri di SPBU Tanete Kec Maritengae Sidrap. Menurutnya, sejak Minggu sore (24/02) dia sudah sangat kesulitan mendapatkan premium. Dia mengaku sejumlah SPBU di Sidrap yang dikunjunginya mengaku kehabisan stok.

“Sementara kemarin (Senin-red) saya mendapatkan premium hanya sekitar sepuluh liter di warung, itupun dengan harga Rp12.000 per botol. Sementara tarif tumpangan yang saya kenakan kepada penumpangan, menggunakan tarif lama. Jelas dong saya rugi,” jelas Abd Rahman, yang mengaku bahwa setiap hari harus memberi setoran sebanyak Rp200 ribu kepada majikannya.

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Laterrang, salah seorang tukang ojek yang sering mangkal di Kelurahan Bilokka Kec Panca Lautang Sidrap, yang mengaku sejak Minggu hingga Selasa (26/02) tidak pernah lagi mengambil penumpang. Dengan kondisi seperti itu, ayah lima orang anak itu mengaku sangat sedih. Apalagi dia harus membayar cicilan motornya per bulan sebesar Rp750 ribu.

“Belum lagi biaya hidup sehari-hari untuk tujuh orang anggota keluarga saya. Kondisi ini saya berat buat kami, karena saya satu-satunya tulang punggung keluarga ini. Jika tidak bekerja mencari penumpang, maka tidak ada sumber lain yang bisa diandalkan,” jelasnya.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Daerah Sidrap Hasanuddin Syafiuddin mengatakan bahwa kelangkaan itu terjadi di sejumlah daerah di sekitar Sidrap, yang diakibatkan oleh terlambatnya distribusi BBM dari Makassar ke Parepare. Akibatnya, sejumlah kabupaten mengalami kelangkaan BBM.

“Tapi kami sudah melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak yang bertanggung jawab dengan distribusi BBM itu. Dan dipastikan hari ini (Selasa, 26/02) ada tanker pembawa BBM merapat di Pelabuhan Parepare. Mudah-mudahan masalah ini cepat selesai,” harap Sekda Sidrap itu.

Selengkapnya »»

Satu Lagi Korban Positif HIV/AIDS di Pinrang


Laporan: Darwiaty

PINRANG---Terus bertambahnya penderita positis HIV/AIDS di Kabupaten Pinrang dalam beberapa tahun terakhir menjadikan pemkab semakin mewaspadai meluasnya virus yang secara berlahan menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut. Data terbaru menyebutkan, satu orang warga Pinrang yang bermukim di Kecamatan Batu Lappa dipastikan positif terjangkit HIV/AIDS. Korban yang dirahasiakan identitasnya tersebut tertular penyakit mematikan tersebut setelah menjadi Tenaga kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.

Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Pinrang Drs H Abd Kadir Pais di ruang kerjanya kemarin mengakui Pinrang masuk dalam wilayah daerah yang paling rawan terhadap penyebaran HIV/AIDS. "Bahkan sudah ada korban AIDS yang meninggal di Pinrang," katanya.



Pola hidup yang masih mengedepankan budaya Siri' (malu,red) menjadi salah satu kendala KPAD Pinrang mendeteksi lebih jauh para penderita HIV/AIDS yang ada di Pinrang. Ditemukannya warga Batulappa yang positif HIV AIDS setelah menjadi TKI, kata Kadir Pais, juga berkat bantuan salah satu kelompok pemerhati AIDS. "Data terbaru, satu lagi warga Pinrang positif HIV/AIDS. Saat ini penderita tengah menjalani perawatan dari medis," katanya

Mengantisipsi penyebaran HIV/AIDS dan mendeteksi masyarakat pendatang utamanya TKI yang kemungkinan terjankit penyakit tersebut, ke depan, KPAD bekerjasama dengan pemkab Pinrang akan melakukan pemeriksaan kepada seluruh TKI sebelum bersosialisasi dengan masyarakat lainnya. "Tapi wacana ini baru akan kita sosialisasikan agar tidak menimbulkan ketersinggungan pada masyarakat. Kita juga berharap, masyarakat bisa berlapang dada menerima penderita HIV/AIDS agar tidak didiskriminasikan dalam pergaulan," tandasnya.

Selengkapnya »»

20 ribu KK Warga Pesisir, Hidup Dibawah garis Kemiskinan


Laporan: Darwiaty

PINRANG---Akibat cuaca yang berimbas pada buruknya perairan di laut menyebabkan sedikitnya 20 ribu kepala keluarga (KK) yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil melaut semakin terpuruk hidup di bawah garis kemiskinan.

Anggota DPRD Pinrang HM Ramli P mengatakan saat ini cuaca perairan dilaut terus memburuk, membuat warga pesisir yang mayoritas nelayan tidak mampu berbuat banyak sehingga semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. "Seharusnya perhatian pemerintah lebih diprioritaskan kepada masyarakat nelayan yang saat ini tidak memiliki mata pencaharian karena kondisi perairan laut yang memburuk sejak beberapa pekan lalu," jelasnya.



Ramli memastikan, sedikitnya 20 ribu KK di seluruh wilayah pesisir Kabupaten Pinrang butuh bantuan khusunya kebutuhan hidup sehari-hari. " Saat ini masyarakat nelayan sangat memprihatinkan, mereka tidak lagi melaut akibat cuaca buruk. Harapan kita pemerintah utamanya pemerintah pusat dapat turun memberikan bantuan pada warga pesisir atau masyarakat nelayan," katanya.

Ramli mengakui, salah satu angenda perjuangan pihaknya saat ini untuk meringankan beban masyarakat pesisir adalah mencari bantun utamanya kebutuhan sehari -hari masyarakat seperti beras. "Yang paling dibutuhkan warga pesisir saat ini adalah kebutuhan makan. Akibat cuaca buruk mereka tidak lagi melaut, mereka terancam kelaparan," katanya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Pinrang, DR H Dies Macmud S.Ip MM M.Si, menjelaskan mengatasi bencana gelombang pasang maka dibeberapa lokasi pesisir perlu dibangun crib water blok (pemecah ombak). Selain itu, penghijauan seperti penanaman pohon bakau di pesisir pantai yang rawan abrasi perlu digalakkan. "Penghijauan di wilayah pesisir adlaah salah satu solusi mengatasi abrasi," katanya.

Dies mengharapkan pemerintah daerah perlu menyisihkan anggaran untuk pembangun pemecah obak pada penganggaran APBD perubahan 2008 mendatang. "Penganggaran pembangunan pemecah obak memerlukan dana yang cukup besar, olehnya itu harus dilakukan secara bertahap dan harus mulai difikirkan saat ini," katanya.

Selengkapnya »»

Total Lods Untuk Tiga Pasar Baru 2084, Tiap Pasar mengalami penambahan Lods

Laporan: Hamzah

SIDRAP-- Dari pembangunan tiga pasar di Kabupaten Sidrap yang terdiri dari Pasar Tanru Tedong, Pasar Rappang dan Pasar Pangkajene rata-rata setiap pasar mendapat tambahan pembangunan lods di setiap pasarnya dari total lods dari ke tiga pasar tersebut mencapai 2084 lods.

Kepala Dinas Penadapatan daerah (Kadispenda), Drs A Irwan Bangsawan MSi yang ditemui diruang kerjanya Senin 25 Februari kemarin mengatakan bahwa jumlah tersebut secara rinci terdiri dari pasar Pangkajene sebanyak 848 lods, Pasar Rappang 536 lods dan Pasar Tanru Tedong 700 lods.



dari jumlah tersebut, menunjukkan adanya penambahan jumlah lods yang dibangun disetiap pasar. Untuk Pasar Pangkajene, sebut Irwan, dari jumlah lods di pasar lama sebanyak 432 lods menjadi 848 lods atau mengalami penambahan sekitar 416 lods. Hal sama juga terjadi di Pasar Rappang dari jumlah lods sebanyak 444 di psar yang lama bertambah sekitar 92 lods menjadi 536 lods secara keseluruhan.

Sementara untuk pasar Tanru Tedong dari jumlah lods 265 di psar sebelumnya mengalami penambahan sekitar 444 lods menjadi 700 lods secara keseluruhan.

"Selain pembangunan lods juga ada peningkatan pembuatan fasilitas pasar lainnya seperti bangunan kios dan pelataran, namun ada satu fasilitas di Pasar lama yang sudah tidak dibangun lagi di pasar baru ini yaitu gardu, itu sudah ditiadakan,"jelas Irwan Bangsawan.

Fasilitas lainnya yang tetap ada di pasar baru bahkan juga di tambah jumlah bangunannya adalah bangunan kios dari 89 banguan di pasar lama menjadi 180 untuk bangunan di pasar baru Tanru Tedong. Kemudian dari 30 bangunan kios di pasar lama untuk Pasar Rappang menjadi 256 di pasar baru. Begitu juga di pasar Pangkajene dari 71 bangunan kios di pasar lama menjadi 206 di pasar baru.

"Untuk pembangunan pelataran, dari 569 bangunan di pasar lama Pangkajene menjadi 986 pelataran di psar baru, terus untuk pasar Rappang dari 818 di pasar lama justru bangunannya menurun hingga hanya 816 pelataran, selanjuntya untuk Pasar Tanru Tedong dari bangunan lama jumlah pelataran hanya 521 bertambah hingga 854 pelataran,"sebut Irwan.

Dari peningkatan jumlah fasilitas pasar tersebut Kadispenda ini menyebutkan bahwa penambhasan tersebut akan diikuti oleh penambahan jumlah pedagang. Jika di psara Pangkajene dulunya hanya terdapat sekitar 1.112 pedagang maka di psar baru nantinya diprediksi akan meningkat mencapai 2.040 pedagang.

Selanjutnya di Pasar Rappang dari aekitar 1.331 pedagang dipasar lama di pasar baru nantinya kata Irwan bisa menampung sekitar 1.608 pedagang. Begitu juga yang terjadi di Pasar Tanru Tedong diperkirakan penambahan jumlah pedagang bisa mencapai seperdua dari pedagang di pasar lama. "Jika dulunya di Pasar Tanru Tedong hanya ada sekitar 903 pedagang maka kita perkirakan di pasar baru akan ditampung sekitar 1.734 pedagang.

Disinggung soal harga tiap lods dan kios di masing-masing pasar, Irwan Bangsawan mengaku belum bersedia untuk mebeberkan jumlah harga tersebut sebelum ada kepastian dalm bentuk Perda.

"Rancangan harga itu sebenarnya sudah ada baik itu harga lods maupun retribusi, namun itu masih dalam proses pembahasan untuk ditetapkan dalam bentuk perda, namun yang jelas bulan Maret mendatang kita akan segera melakukan sosialisasi harga,"jelasnya.

Selengkapnya »»

Akhir April Pedagang Pasar Akan Segera Dipindahkan

Laporan: Hamzah

SIDRAP-- Meskipun penegrajaan Pembangunan tiga pasar di Kabupaten Sidrap masih berlanjut hingga saat ini, namun jadwal pemindahan pedagang pasar sudah diagendakan. Hingga saat ini Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) selaku leading sektor dari pengelolaan pasar di Sidrap telah membuat langkah-langkah pemindahan bagi para pedagang di pasar baru nantinya.

Kepala Dipenda, Drs Andi Irwan Bangsawan MSi yang ditemui di ruang kerjanya Senin 25 Februari kemarin mengatakan bahwa dalam memberikan kepastian bagi para pedagang, pihak Dipenda telah membuat jadwal pemindahan pasar di tiga pasar yang sementara dibangun di Bumi Nene Mallomo tersebut.



"Dari jadwal yang kita tetapkan, rencananya pemindahan pasar itu berlangsung akhir April sampai Mei, kita rencanakan di minggu keempat April sampai selesai,"jelas Irwan.

Setelah semua proses pemindahan pasar selesai, Irwan mengaku akan segera melakukan pembongkaran terhadap pasar sementara yang selama ini ditempati para pedagang. Namun untuk kelancaran pemindahan pasar, ia mengaku akan menempuh sejumlah langkah sosialisasi, pendataan pedagang penyusunan ntabel komposisi dan pengumumuan hasil pendataan.

"Langkah seperti itu sengaja kita buat untuk menghindari terjadinya konflik yang kemungkinan akan terjadi saat pemindahan pedagang,"jelasnya.

Untuk langkah sosialisasi, Dipenda telah melakukan agenda sosialisasi kepada masyarakat. Sosialisasi tersebut menurutnya untuk menerima keluhan dan masukan dari para pedagang terkait rencana pemindahan tersebut. Dari keluhan dan masukan itulah nantinya menurutnya akan dijadikan bahan evaluasi dalam melakukan pemindahan sehingga tidak terjadi kericuhan bagi para pedagang.

Selain itu, Dipenda kata dia telah membentuk sub tim di setiap pasar yang sementara yang dibangun tersebut. Pembentukan sub tim tersebut untuk memaksimalkan pengawasan terhadap ke tiga pasar tersebut sebab menurutnya setiap pasar memiliki permasalahan yang berbeda sehingga dengan pembentukan sub tim disetiap pasar maka permasalahan akan bisa di pertanggung jawabkan secara riil.

"Dengan sub tim ini kita optimis permaslahan yang muncul bisa diselesaikan dengan tepat sebab masalahnya tentunya riil terdata dari setiap penanggung jawab tim,"katanya.

Sub tim yang dimakasud tersebut beber Irwan, diketuai oleh camat masing-masing lokasi pasar, namun penanggung jawab tetap di pegang oleh Dipenda selaku leading sektor pengelolaan pasar. Deangan kerja seperti itu, Kadispenda ini optimis mampu melakukan kerja sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Disinggung soal mekanisme pemindahan pedagang pasar, Irwan Bangswan mengaku akan tetap mendahulukan para pedagang lama. Setalah para pedagang lama kebagian lods, maka tempat yang masih tersisa akan di berikan kepada para pedagang baru dengan sistem undi.

"Para pedagang baru nantinya yang berminat akan kita undi, sebab kita yakin peminat nantinya akan banyak dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka langkah terbuka seperti itulah yang akan kita tempuh,"jelasnya, semabari mengaku akan berupaya melakukan pengelolaan pasar secara profesional.


Terpisah Kepala Dinas Pemukiman dan Prasarana Daerah (Kimprasda) H Abdullah Dalie yang dikonfirmasi diruang kerjanya mengatakan bahwa sesuai dengan jadwal kontrak maka permapungan pembangunan diperkirakan akan rampung sekitar 8 Mei mendatang.

"Yah sesuai kesepakatan kontrak ketiga pasar tersebut dijadwalkan rampung 8 Mei, namun kemungkinan ada penambahan waktu,"ujar Abdullah Dalie.

Menurutnya kemungkinan adanya penambahan waktu tersebut di sebabkan adanya sejumlah yang muncul dalam pembangunan tiga pasar tersebut. Permalasahan yang dimaksud diantaranya perubahan rangka dari rangka kayu menjadi rangka baja yang diakui oleh Adullah Dalie membutuhkan waktu sekitar 2 bulan untuk mendapatkan persetujuan dari pihak Bank Dunia sebagai penyandang dana.

Meski demikian jadwal perampungan 8 Mei tetap bisa direalisasikan namun hanya untuk pasar Tanru Tedong yang diakui tidak memiliki banyak permasalahannya. "Untuk peresmian tetap bisa kita jalankan namun kemungkinan hanya untuk Pasar Tanru Tedong dulu, untuk pasar Rappang dan Pangkajene itu menyusul,"jelasnya.

Meski diperkirakan akan terlambat, namun Abdullah optimis keterlambatan itu tidak mencapai satu bulan. Bahkan ia berharap penambahan waktu tidak menyeberang ke Juni. Abdullah juga membeberkan sejumlah permasalahan yang kemungkinan akan menjadi penyebab keterlambatan perampungan bangunan,ke tiga pasar tersebut seperti pekerjaan tambahan yang terjadi di Pasar Pangkajene di mana disebutkan ada tambahan lokasi yang diperkirakan seluas 60 Meter persegi dikerjakan diluar kontrak. Selain itu juga terdapat pembuatan drenase diluar luar lokasi pasar yang juga merupakan pekerjaan diluar kontrak. "Tapi kita tetap berharap semoga keterlambatannya tidak sampai satu bulan,"jelasnya.

Selengkapnya »»

Diduga Bermasalah, Dewan Janji Pantau Program BR

Laporan: Darwiaty

PINRANG---Realisasi proyek bedah rumah yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat untuk masyarakat miskin yang kucur di wilayah Kabupaten Pinrang 2007 lalu, terus menuai protes. Sejumlah kalangan menilai realisasi anggaran program tersebut menyalahi aturan. Anggota DPRD Pinrang berjanji akan turun memantau langsung program bagi masyarakat miskin tersebut.
Ketua Komisi I DPRD Pinrang, Jamruddin Tadjo, mengatakan terkait adanya sejumlah laporan dan keluhan masyarakat terhadap realisasi program bedah rumah tersebut, pihaknya akan turun memantau rumah yang telah dibedah dalam program tersebut. "Dalam waktu dekat kita akan turun pantau program bedah rumah itu," katanya.


Sekedar diketahui, program bedah rumah bagi masyarakat kurang mampu di daerah tersebut tahun 2007 sebanyak 100 unit rumah. Namun disinyalir realisasi penggunaan dana anggaran program tersebut dikebiri. "Saya telah memantau beberapa rumah warga yang mendapat anggaran bedah rumah. Hitung-hitungan saya anggaran yang dialokasika hanya berkisar Rp1 juta per rumah, sementara anggaran dari pusat itu sebanyak Rp 5 juta per rumah," kata salah satu aktivis LSM.
Sementara itu, Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat (PMD) Pinrang Khaeruddin Haruna S.Sos, menjelaskan anggaran program bedah rumah itu disalurkan pusat dengan mengirim langsung ke rekening Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Dia mengakui anggarannya mencaspai Rp 5 juta untuk satu paket (satu unit rumah), termasuk anggaran untuk desain dan gaji tukang. "Kami tetap menilai realisasi program bedah rumah berjalan sesuai dengan standar, anggarannya Rp 5 juta persatu paket rumah, dalam satu paket itu termasuk anggaran untuk desain dan gaji tukang," tandasnya.

Selengkapnya »»

Pelabuhan Marabombang Jadi Jalur Cakar

Laporan: Darwiaty

PINRANG---Pelabuhan Marambombang, Kecamatan Suppa, kembali menjadi buah pembicaraan hangat kalangan sejumlah masyarakat di wilayah Pinrang. Pasalnya, pelabuhan yang belum jelas status pengawasannya tersebut belakangan ini diduga sebagai lokasi bongkar muat pakaian bekas (cakar,red) yang diimpor dari luar negeri.
Informasi yang dihimpun Upeks setelah pelabuhan Pare-pare memperketat masuknya cakar, oknum pengusaha cakar banting setir dan melakukan bongkar muat cakar di Kecamatan Suppa Pinrang. Menurut sejumlah warga, terjadi bongkar muat ratusan bal (karung) cakar di lokasi tersebut. Ironisnya aktivitas terlarang tersebut luput dari pantuan pihak keamanan (Polisi).


Kasat Reskrim Polres Pinrang AKP Ade Noho yang ditemui Upeks di ruang kerjanya beberapa waktu lalu mengakupihaknya juga mendapatkan laporan adanya bongkar muat cakar di pelabuhan Marabombang Pinrang, namun setelah jajarannya ke lokasi yang dimaksud, aktivitas bongkar muat cakar sudah tidak ada. "Pihak kami juga dengar adanya laporan itu, setelah anggota kami turun disitu sudah kosong," katanya.
Olehnya itu, Ade Noho mengakui pihaknya akan meningkatkan pengawasan dilokasi tersebut. untuk menghindari aktivitas-aktivitas yang melanggar aturan.

Selengkapnya »»