SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Senin, 03 Maret 2008

Dua Pengedar Narkoba Dibekuk

Laporan: Hamzah

SIDRAP---Lagi dua pengedar narkoba jenis ekstasi, masing-masing Baharuddi alias Onding (28) dan Zainuddin (29) di amankan pihakj kepolisian setelah tertangkap basah melakukan transaksi barang terlarang jenis ekstasi disebuah rumah Baharuddin di dekat SPBU Lawawoi Kecamatan Watang Pulu Minggu 2 Maret lalu.

Dari tangan kedua tersangka tersebut kepolisian berhasil mengamankan barang bukti berupa 4 butir ekstasi, 2 HP merk Nokia dan uang tunai sebesar Rp 886.000 hasil penjualan ekstasi. Dari pengakuan Baharuddin, barang tersebut di peroleh dari salah seorang pengedar di Kota Parepare. Sayangnya Baharuddin mengaku mengetahui tempat tinggal bahkan tidak mengenal pengedar yang memberinya barang.



Awal penangkapan terhadap Baharuddin dan Zainuddin tersebut bermula dari laporan masyarakat yang menyebutkan Baharuddin sudah sangat sering melakukan transaksi barang terlarang di sekitar Lawawoi. Berdasarkan pada laporan tersebut pihak kepolisian langsung melakukan pengintaian terhadap tersangka.
Dari beberapa pengintaian benar diidentifikasi bahwa tersangka Baharuddin betul-betul adalah pengedar dan pihak kepolisian telah mengetahui dengan pasti lokasi dan kendaraan yang sering digunakan dalam menjalankan aksinya.

"Nah pada Minggu subuh (2 Maret) itu, kita melihat rumah tersangka ramai dikunjungi, nah saat ada seorang pembeli naik dirumah itu dan agak lama diatas kita langsung melakukan penyergapan,"jelas Kasat reskrim Polrtes Sidrap, AKP Bambang SUgiyarto kepada wartawan Koran ini Selasa kemarin.

Satu pil ekstasi oleh tersangka Baharuddin, dibeli dengan harga Rp 125 ribu dan dijual kembali dengan harga Rp 150 ribu kepada penadah selanjutnya. Itu artinya ujar Bambang dari hasil penjualan tersebut tersangka baharuddin mampu merauk keuntungan Rp 25 ribu per butir ekstasi.

Disinggung soal kemungkinan tersangka adalah bagian dari sindikat narkoba yang selama ini menjadi incaran pihak Polres Sidrap, Bambang mengaku sejauh ini tidak ada indikasi mengarah kesana. menurutnya tersangka ada tersangka baru dari sindikat yang baru pula serta belum diketahui pasrti dari mana jaringannya.

"Yang jelas ini kasus naroba pertama yang kita ungkap di tahun 2008 ini, dan mudah-mudahan kedepan kita bisa membongkar kasus yang lebih besar lagi,"jelasnya.

Selengkapnya »»

Berkas Kasus Prona Pinrang Segera Dirampungkan

Laporan: Syahlan

PINRANG---Kasus penyalahgunaan Program Nasional (Prona) Proyek Administrasi Pertanahan (PAP) Pinrang tahun 2006– 2007 yang diperiksa oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Pinrang tidak lama lagi akan memasuk babak baru. Menurut Kajari Pinrang Masnaeny Jabir, pemeriksaan terhadap sejumlah tersangka dan saksi sudah hampir rampung.

“Mudah-mudahan minggu depan sudah rampung sehingga berkasnya akan segera dilimpahkan ke pengadilan,” jelasnya. Lebih lanjut dikatakan oleh Kajari Pinrang itu bahwa hingga saat ini tersangka kasus Prona Pinrang masih satu orang, yaitu Kepala BPN M Jufri Chalik.



Sementara mengenai keterlibatan sejumlah camat di Pinrang, Masnaeny Jabir menyebutkan bahwa, setelah melakukan pemeriksaan terhadap Camat Mattiro Sompe, Cempa, Watang Sawitto, Paleteang, Mattiro Bulu dan Tiroang, tidak ditemukannya indikasi keterlibatan mereka dalam kasus itu. “Karena para camat dan stafnya tidak mengetahui bahwa Prona adalah program yang digratiskan. Sementara pungutan sebesar Rp400 ribu ditentukan oleh BPN, meskipun pada akhirnya dibagi dua antara BPN dan camat,” jelas Kajari Pinrang itu.

Selain itu, dia juga menjelaskan bahwa sangat wajar jika camat melakukan pungutan karena mereka membutuhkan sejumlah biaya untuk menjalankan Prona PAP. Sementara biaya untuk BPN, telah ditanggung dalam APBN. “Jadi ada alas hak yang mendasari camat untuk melakukan pungutan, karena mereka tidak mempunyai dana untuk menjalankan program itu,” lanjutnya.

Penyalahgunaan Prona PAP Pinrang 2006–2007 yang dilakukan Kepala BPN Pinrang M Jufri Chalik, bermula dari laporan masyarakat dan sejumlah LSM yang mengaku resah dengan pungutan sebesar Rp400.000 bagi setiap pemohon yang ingin mendapatkan sertifikat hak milik tanah. Sementara Prona PAP 2006–2007 yang dianggarkan di Pinrang mencapai 1.000 bidang tanah, tambak 250 bidang tanah,serta penguasaan pemilikan dan pemanfaatan tanah (P4T) 1.000 bidang.

“Jadi, diperkirakan ada pungutan minimal sebanyak Rp400 juta yang dilakukan oleh aparat, dalam hal ini BPN dan camat. Sementara program tersebut, seharusnya digratiskan karena telah dianggarkan dalam APBN,” jelas Kasi Intel Kejari Pinrang Taufik Djalal.

Selain adanya pungutan sebesar Rp400.000, Prona PAP Pinrang juga dicurigai salah sasaran. Hal tersebut dibenarkan Kasi Pidsus Abdul Malik Kalang, Kasi Intel Taufik Djalal, serta Kajari Pinrang Masnaeny Jabir.

Sebenarnya Prona PAP 2006–2007 diberikan secara gratis kepada warga miskin. Namun dalam pelaksanaannya, sejumlah camat di Pinrang justru memungut dana dari masyarakat sebesar Rp200.000–Rp1 juta. Selain itu, juga ditemukan indikasi pelaksanaan prona di Pinrang juga salah sasaran.

Selengkapnya »»

Kekurangan Gizi Di Lumbung Pangan


Laporan: Syahlan

PINRANG---Bukan hanya sepuluh balita di Desa Lero Kec Suppa Pinrang kekurangan gizi, yang berujung pada kematian Riswan (2) awal tahun ini. Tapi sekitar 33 orang anak lainnya di sejumlah kecamatan di Pinrang, juga menderita penyakit yang sama. Bahkan balita bernama Nisa (3 bulan) di Desa Kasera Lau Kec Batulappa Pinrang, juga meninggal dunia awal tahun ini.

Jadi secara total dari akhir tahun lalu hingga sekarang, tercatat sebanyak 43 kasus gizi buruk di Pinrang, dengan korban jiwa dua anak. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pinrang, Dyah Puspita Dewi. “Sepuluh orang diantaranya pernah dirawat di rumah sakit karena kondisinya sangat parah, sedang 33 orang lainnya tidak begitu parah,” jelasnya.



Banyaknya anak-anak yang menderita gizi buruk diakui oleh Bupati Pinrang H A Nawir. Diakuinya bahwa sebanyak sepuluh anak memang menderita gizi buruk di Desa Lero Kec Suppa Pinrang. Namun dia tidak mengetahui adanya penderita yang meninggal dunia. Begitupun dengan 33 orang penderita gizi buruk lainnya yang tersebut di sejumlah kecamatan di Pinrang.

“Memang Desa Lero termasuk daerah paling miskin di Pinrang. Pekerjaan warganya juga tidak tetap, sehingga mereka sangat sulit memenuhi kebutuhan keluarga. Makanya banyak anak-anak yang menderita gizi buruk di daerah itu,” jelas Bupati Pinrang itu.

Namun demikian, dia mengaku telah memberikan bantuan kepada sejumlah keluarga yang mempunyai anak yang menderita gizi buruk. Bantuan yang diberikannya berupa beras, susu, minyak goreng dan berbagai macam sembako lainnya. “Namun karena pada umumnya mereka mempunyai banyak anggota keluarga, maka bantuan tersebut tidak mencukupi,” jelas H A Nawir.

Lebih lanjut dia menjanjikan akan segera melakukan peninjauan ke sejumlah desa, terutama Desa Lero untuk melihat kondisi warga yang menderita gizi buruk. Selain itu, dia juga menjanjikan untuk membebaskan biaya perawatan bagi penderita yang dirawat di rumah sakit di Pinrang.

Janji yang sama untuk membebaskan biaya perawatan juga disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lasinrang Hasniah Suandi. Menurutnya, biaya perawatan bagi penderita gizi buruk akan ditanggung melalui program Askeskin. “Semua akan digratiskan, mudah-mudahan dengan adanya program ini, dapat membantu warga miskin yang ada di Pinrang,” jelasnya.

Ironisnya, janji Bupati Pinrang H A Nawir dan Direktur RSUD Lasinrang Hasniah Suandi, seakan janji belaka. Berdasarkan penuturan Hasdiana, ibu balita bernama Wandi (9 bulan) yang dirawat di RSUD Lasirang karena menderita gizi buruk, justru dikenakan biaya pengobatan oleh rumah sakit.

“Sejak Sabtu siang hingga sekarang (Senin, 03/03) sudah ada biaya sebanyak Rp85.000 yang saya keluarkan untuk biaya pengobatan. Padahal menurut kabar yang pernah saya dengar, warga miskin akan digratiskan biaya perawatan. Ini sungguh berat, apalagi terus terang saya tidak punya uang untuk membayar biaya perawatan,” jelasnya.

Dijelaskan oleh Hasdiana bahwa jika dalam beberapa hari kedepan RSUD Lasinrang tetap memberikan pungutan untuk biaya perawatan anaknya, maka dia memutuskan untuk melakukan perawatan di luar rumah sakit kepada anaknya. “Disini kami sangat menderita, karena tidak ada keluarga di sekitar sini yang membawakan makanan. Sementara kita juga tidak punya uang untuk membeli makanan di warung sekitar sini,” jelasnya sambil menangis. Sementara berat badan Wandi saat ini hanya sekitar 2,5 kilo gram, sementara berat badan ideal untuk anak seusianya sekitar 10 hingga 15 kilogram.

Pemasok Pangan Nasional

Banyaknya anak-anak yang menderita gizi buruk di Pinrang seakan-akan menjadi tamparan keras bagi Bupati Pinrang H A Nawir, sehingga pada Senin (03/03) kemarin, dia langsung mengumpulkan sejumlah SKPD yang bertanggung jawab dengan masalah kesehatan di Pinrang di ruang kerjanya.

Banyaknya penderita gizi buruk sangat sangat kontras dengan sejumlah penghargaan yang diterima H A Nawir tahun lalu. Pada Senin 17 Desember lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan Anugerah Pembangunan Manusia Indonesia tahun 2007 kepada Bupati Pinrang itu di Istana Negara. Di tahun yang sama, dia juga pernah menerima pengharaan sebagai pemasok pangan nasional, juga dari presiden.

Kabupaten Pinrang termasuk sentra pertanian bahkan gudang beras dan sebagai penyuplai pangan untuk mendukung ketahanan pangan, karena lebih dari 80 persen penduduknya bergerak di sektor pertanian. Artinya jika sektor pertanian dalam arti luas ini berhasil mengangkat kesejahteraan masyarakat, maka lebih dari 80 persen penduduk Pinrang akan menikmatinya.

Kabupaten Pinrang termasuk dalam Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet Parepare), sehingga dalam setiap kegiatan promosi Kapet di luar negeri. Pinrang juga ikut diperkenalkan potensi sumber daya alamnya. Investor yang berminat juga ikut dijanjikan berbagai kemudahan untuk berusaha dikawasan Kapet seperti kemudahan pengurusan perizinan dan keringanan pajak. Sebagai bagian dari wilayah Kapet Parepare kesempatan ini dimanfaatkan Pinrang untuk menggaet investor dan mencari peluang pasar. Disamping penghasil beras, terdapat juga beberapa komoditi seperti jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau dan lain-lain.

Hasil-hasil pertanian dikabupaten Pinrang adalah
1. Padi; luas panen 78.578 ha dan hasil produksi 413 072 ton
2. Jagung; luas panen 805 ha dan hasil produksi 2.398 ton
3. Kedelai; luas panen 245 ha dan Produksi 431 ton
4. Kacang tanah; luas panen 87 ha dan produksi 108 ton
5. Kacang Hijau, luas panen 351 ha dan produksi 477 dan
6. Ubi Jalar, luas panen 88 ha dan hasil produksi 995 ton.

Selengkapnya »»

Premium Kembali Langka Di Sidrap

Laporan: Syahlan

SIDRAP---Kelangkaan premium kembali terjadi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Sidrap. Kelangkaan tersebut mulai berlangsung pada Sabtu (01/03) hingga Minggu (02/03). Kelangkaan tersebut diakibatkan tidak adanya stok yang distribusikan dari Depot Pertamina di Parepare.

Dari pantauan SINDO, beberapa SPBU di Sidrap seperti SPBU Kota Pangkajene dan Tanete Kec Maritenggae, dan SPBU Lancirang Kec Watang Sidenreng, SPBU Panreng dan Simae Kec Panca Rijang, SPBU Jendral Sudirman Kec Watang Pulu, terlihat tidak melayani pelanggan karena kehabisan stok sejak kemarin.



Menurut Nurhayati, salah seorang warga Pangkajene Sidrap, sejak Sabtu malam dia sudah kesulitan mendapatkan premium. “Bahkan hingga saat ini saya belum mendapatkannya. Padahal sudah keliling cari,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa sejumlah warung sebenarnya menjual bensin dalam bentuk botolan. Namun harga tiap botolnya dengan ukuran sekitar satu liter, sangat mahal. “Satu botolnya bisa mencapai Rp10.000 hingga Rp15 ribu. Pemerintah harus segera menangani masalah ini karena sangat menyulitkan masyarakat,” pinta Nurhayati.
Sementara menurut Suardi, salah seorang karyawan di SPBU Tanete, kelangkaan premium tersebut dikarenakan tidak adanya stok dari Depot Pertamina di Parepare. Bahkan SPBU Tanete yang biasanya menerima stok BBM sebanyak 10 ribu liter per hari itu, sejak Kamis (28/02) tidak mendapatkan stok premium sama sekali.

“Sejumlah pelanggan kami tampak kecewa karena ketiadaan stok premium. Namun kita tidak bisa berbuat apa-apa karena stok memang tidak ada dari Parepare. Pada hari pertama kita bisa memberikan janji kepada pelanggan, tapi pada hari kedua hingga sekarang (Minggu 02/03), kita tidak bisa berkata apa-apa lagi,” jelasnya.

Kejadian yang sama juga terlihat di SPBU Panreng dan Simae Kec Panca Rijang. Menurut salah seorang karyawan di SPBU Panreng Zainal, stok premium sebanyak 10 ribu liter per hari tidak lagi mereka terima, sejak Jumat (29/02). “Padahal sebelumnya, stoknya sangat lancar. Kalau begini terus pelanggan kita bisa lari semua,” jelasnya.

Akibat tidak adanya stok premium di beberapa SPBU di Sidrap, salah seorang sopir angkot di Pangkajene, Rahim menyatakan kekecewaannya. Menurutnya pemerintah harus segera mengantisipasi kelangkaan BBM ini. “Kalau begini terus, tentu akan mengganggu mata pencaharian saya dan ratusan sopir angkot lainnya, begitupun dengan para tukang ojek dan bemor. Tentu mereka juga kesulitan jalan hari ini. Pemerintah tidak boleh membiarkan kejadian ini terus-menerus,” keluh Rahman.

Kejadian yang sama juga terjadi di SPBU Jenderal Sudirman Sidrap. Tampak di SPBU terbesar di kawasan Ajatappareng itu tidak melayani pelanggan yang ingin mendapatkan premium. Menurut Rina, salah seorang petugas di SPBU itu, kelangkaan BBM di tempat itu dikarenakan pasokan dari Parepare tidak masuk sejak Minggu pagi (02/03).
“Katanya, kapal tanker pembawa BBM dari Samarinda dan Makassar terlambat tidak di Parepare karena terhalang ombak yang besar. Alasan itu selalu disampaikan kepada kami, tapi kadang konsumen tidak mau lagi terima alasan itu,” keluhnya.

Selengkapnya »»

Akibat Isu Susu mengandung Bakteri, Warga Sidrap Resah

Laporan: Hamzah

SIDRAP---Isu nasional tentang susu formula yang mengandung bakteri zakasakii yang membahayakan bagi bayi, meskipun masih terus diperdebatkan dan belum
adanya daftar merek susu formula yang mengandung bakteri tersebut ternyata tidak hanya meresahkan kalangan masyarakat tertentu saja. Masyarakat di Kabupaten Sidrap ternyata juga ikut resah dengan temuan dari hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut.

Salah seorang ibu rumah tangga, Nuriana, yang memiliki bayi masih berusia 5 bulan, mengaku sejak pemberitaan di media massa tentang bakteri dalam susu formual
selalu di hantui ketakutan ketika memberikan susu formula kepada anaknya.



Akibat rasa takut tersebut, Nuriana yang juga warga Pangkajene ini mengaku mengurangi jatah konsumsi susu formula bagin anaknya. Bahkan sesekali ia memberikan air beras kepada bayinya. "Yang jadi masalah karena ini makanan pokok bagi bayi, dan ASI saya
sangat sedikit sehingga untuk menanggulangi kadang saya hanya memberikan air beras namun tetap sesekali saya memberikan susu formula bagi bayi saya,"ujar Nuriana.

Nuriana berharap pihak pemerintah segera mengumumkan jenis susu formula yang terindikasi atau jika perlu langsung saja di tarik dari peredaran. Kekhawatiran sama juga datang dari Fitri warga Kelurahan Amparita Kecamatan tellu Limpoe.

Fitri kepada wartawan koran ini mengaku sangat takut dengan isu tersebut hanya saja ia tidak tahu harus berbuat apa-apa, sebab selain susu masih tetap dijual bebas ia juga tidak tahu harus memberikan makanan apa kepada anaknya yang masih berusia 11 bulan.

"Kita betul-betul bingung, tidak tahu susu apa yang jarus kita beli, bahkan kadang kalau anak saya nangis usai menyusu, saya kadang was-was jangan-jangan itu pengaruh susu,"kesalnya.

Untuk itulah baik Nuriana maupun Fitri sama-sama berharap pemerintah segera memberikan solusi terbaik bagi masyarakat. Agar keresahan yang mereka alami tidak
berkepanjangan.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindag Kop dan UKM), Drs Abd Muis KM mengaku tidak bisa berbuat banyak
terkait isu tersebut. Psalanya kata dia ditingkiat pemetintah pusat saja belum ada keputusan pasti tentang bahaya menkonsumsi susu formula tersebut.

"Kita siap kapan saja untuk menarik barang apa saja yang di nilai berbahaya namun itu setelah adanya surat edaran yang memerintahkan untuk itu, tapi sampai sekrang kan itu belum ada jadi kita tidak bisa berbuat banyak,"jelasnya.

Meski demikian, Muis tetap berharap, masyarakat selektif dalam membeli barang untuk konsumsi termasuk soal susu yang belakangan cukup meresahkan masyarakat
tersebut. Muis menjelaskan bahwa dalam memilih barang, para pembeli harus jeli melihat kemasan dan tanggal kadaluarsa yang tertera pada kemasan barang. langkah itu kata untuk sedikit menguaringi resiko bahaya dalam menkonsumsi barang tertentu.

"Dengan pola selektif seperti itu, kemungkinan kercunan barang itu akan minim, namun soal bakteriyang marak diberitakan belakangan ini, itu juga harus di waspadai dengan menolah dengan baik produk susu yang dibeli atau jika memungkinkan yah lebih
baik tidak usah menkonsumsi dulu,"bebernya.

Selengkapnya »»

Pohon Aneh Berwajah Manusia Gegerkan Warga

Laporan: Abdillah

PINRANG---Warga Desa Labolong,Kabupaten Pinrang, Sulawesi selatan, geger dengan adanya penemuan batang pohon yang menyerupai wajah manusia, Desa yang terletak di pedalaman kabupaten Pinrang ini yang dulunya sepih kini ramai di kunjungi oleh warga sekitar, bahkan tak tanggung tanggung sejumlah warga yang berada diluar Kabupaten Pinrang pun berdatangan hanya untuk meliahat ke anehan pohon tertsebut.

Beberapa pengunjung mengaku takjub meliahat guratan batang pohon yang mirip dengan wajah manusia itu. bahkan diantara mereka terlihat mengabadikan pohon itu dengan menggunakan camera handphone, sekedar untuk membuang rasa penasaran mereka.



Salmah warga asal Kabupaten bantaeng ini mengaku sengaja datang ke Desa Labolong, Pinrang, beserta anggota keluarganya hanya untuk menyaksikan pohon aneh tersebut" Saya datang ke sini hanya untuk melihat langsung pohon yang mirip wajah manusia ini"

Penemuan pohon yang menyerupai wajah manusia ini bermula ketika Bahar bersama anaknya Faisal yang masih berusia Sebelas tahun itu, tyerusik dengan dengan suara burng hantu yang terdengar di sekitar rumahnya. denagn senapan angin di tangan Bahar, bapak Dua anak itu berusaha mencari sumber suara burung hantu itu.

Melihat sasarannya berad di atas pohon, Bahar lalu mebidik burung hantu itu. sepintas tembakan Bahar tepat pada sasaran. namun ke anehan terjadi setelah Faisal mengarahkan lampu senternya ke arah pohon tersebut. bukannya menemuakan bangkai burung hantu, Faisal malah melihat batang pohon yang terletak di depan rumahnya itu tiba-tiba berubah wujud menyerupai wajah manusia. karena takut, Faisal kemudian menyampaikan kejadian aneh itu pada ayahnya.

"Malam itu saya dan ayah saya sedang menembak burung hantu yang berda di pohon yang terletak di depan rumah saya tiba tiba saya melihat pohon itu berubah bentuk menjadi wajah manusia" ujar Faisal.

Hingga saat ini, rumah Bahar yang berda tepat di depan pohon aneh tersebut kini masih ramai di kunjungi oleh warga. kendati merasa terganggu, bahar tetap membolehkan pengunjung ke rumahnya. bahkan bapak Dua anak itu sam sekali tidak memungut bayaran kepad warga yang ingin menyaksiakan pohon aneh miliknya.

Selengkapnya »»