SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Kamis, 31 Januari 2008

22 Peternak Sapi Terima Bantuan

Laporan: Arif Saleh

PAREPARE---Sebanyak 22 peternak sapi yang ada di Parepare menerima bantuan dari Pemerintah Kota Parepare sebesar Rp2 Juta per orang. Bantuan tersebut merupakan bantuan dana bergulir dari pemerintah dimana harus dikembalikan dalam jangka waktu 20 bulan.



Kabag Ekonomi Pemkot Parepare, Anwar Thalib, mengatakan penyerahan bantuan kepada pelaku usaha kecil menengah ini, berjumlah 45 orang, yang terdiri dari peternak sapi, kambing, ayam, usaha sulam bordir dan pelaku usaha kecil menengah lainnya. “ Mengenai mekanisme pengembalian, para penerima bantuan di empat bulan pertama dibebaskan dari pembayaran. Pembayaran pertama, dilakukan di bulan kelima dengan pembayaran Rp100 ribu per bulan dalam jangka waktu 20 bulan. Dan bantuan pinjaman ini tidak berbunga,“ jelasnya saat membacakan laporannya di ruang Data Pemkot Parepare, Rabu (30/01)

Wali Kota Parepare, Zain Katoe, mengharapkan, bantuan yang diberikan oleh pemerintah tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk pengembangan usaha. “ Saya tidak ingin bantuan ini tidak dimanfaatkan untuk hal-hal lain selain pengembangan usaha, “ harapnya.

Selengkapnya »»

FAS Tunggu Hasil Survei Golkar PAN

Laporan: Arif Saleh

PAREPARE---Calon Wali Kota Parepare, usungan koalisi persatuan (PDK-PPP) Faisal Andi Sapada (FAS), belum memastikan jadwal deklarasi pencalonannya sebagai calon wali kota. Sebab, ia masih menunggu hasil survei namanya di Partai Golkar dan PAN.



Menurutunya, ia baru mendeklarasikan diri setelah hasil survei dua partai ini diumumkan. “ Apapun hasilnya nanti, saya akan mendeklarasikan diri. Cuma kita masih tunggu dulu hasilnya seperti apa. Alasannya, karena nama saya masuk di dua survey partai itu,” ujar Kepala Dinas PU dan Praswil Parepare ini kepada SINDO, kemarin.

Selain menunggu hasil survei Golkar dan PAN, pihaknya juga masih menunggu rekomendasi dari PDIP dan PBR yang beberapa waktu lalu ikut mendaftar di partai tersebut. “ Saya menunggu hasil rekomendasi partai itu, untuk selanjutnya menjadi partai pengusung di koalisi apabila mencalonkan saya,” kata Faisal yang juga pernah maju sebagai calon Bupati Sidrap ini.

Meski belum memastikan hari deklarasinya, namun ia berjanji akan menghadirkan beberapa tokoh nasional saat deklarasi nantinya. Salah satu yang sudah menyatakan kesediannya, yakni Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDK, Ryas Rasyid. “ Saya sudah komunikasi dengan beliau, dan menyatakan kesediaanya untuk hadir, baik saat deklarasi maupun saat kampanye nantinya,” katanya.

Sementara itu, Sekertaris DPD II Golkar Parepare, Kaharuddin Kadir memastikan hasil survei partainya akan diumumkan Februari mendatang. Menurutnya, dalam waktu dekat akan menemui pengurus DPD I Golkar Sulsel untuk menanyakan hasil survei sembilan nama yang direkomendasikan. “ Tanggal 2 saya ke Makassar untuk menanyakan perkembangan survei yang dilakukan DPD I. Ini sangat penting bagi kami, karena sudah terbentuk tim pilkada golkar Parepare. Hasil survei nantinya, akan menjadi pedoman untuk konvensi,” sebut Sekertaris Komisi C DPRD Parepare ini.

Selengkapnya »»

APBD 2008 Devisit Rp53 Miliar

Laporan: Arif Saleh

PAREPARE---Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Parepare 2008 yang disahkan di sidang paripurna DPRD, kemarin, mengalami devisit sebanyak Rp53 miliar dari total Pendapatan RP323 miliar.



Kepala Badan Pemeriksa Keuangan Daerah (BPKD) Parepare, Yodi Haya, mengatakan divisit Rp53 miliar terjadi, karena pada saat pembahasan RAPBD ada yang belum dimasukkan. “ Nanti saat pembahasan baru dimasukkan anggaran yang menyebrang dari 2007 ke 2008. Termasuk pasar Lakessi Rp41 miliar dan pembangunan gedung DPRD sekitar Rp4 miliar. Dan itu diambil dari sisa perhitungan anggaran yang berjalan,” jelasnya kepada wartawan, kemarin.

Berdasarkan hasil pengesahan RAPBD menjadi APBD, total Pendapatan Rp323.489 miliar, mengalami peningkatan Rp2 miliar, dan Belanja Rp377 miliar mengalami peningkatan Rp14 miliar. Dari APBD tersebut, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp26.636 miliar, Dana Perimbangan Rp289 miliar dan Pendapatan Daerah yang sah, Rp7.9 miliar.

Wali Kota Parepare, Zain Katoe, mengharapkan agar APBD 2008 yang telah disahkan bisa mencapai hasil maksimal dengan dibarengi usaha yang sungguh-sungguh. “ Tak lupa juga saya sampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah memberikan masukan saat pembahasan RAPBD. Pembahasan RAPBD sangat melelahkan dan membutuhkan waktu yang lama. Mudahan-mudahan apa yang kita lakukan bisa terwujud,” harapnya saat memberikan sambutan dalam sidang paripurna pengesahan Ranperda APBD menjadi APBD 2008, kemarin.

Terpisah, Ketua DPRD Parepare, Muhadir Haddade, menilai APBD 2008 cukup berkualitas dan berpihak untuk kepentingan publik. Sebab saat pembahasan, pihaknya melakukan rasionalisasi terhadap usulan anggaran SKPD yang tidak menyentuh dan bermanfaat kepada masyarakat.

Selengkapnya »»

Hakim Kasus Korupsi PPI Diganti

Laporan: Arif Saleh

PAREPARE---Ketua Pengadilan Negeri (PN) Parepare, Didik Setyo Handono, mengaku telah mengganti hakim kasus dugaan korupsi proyek Pangkalan dan Pendaratan Ikan (PPI) Parepare, yang merugikan negara Rp481 juta. Menurutnya, pergantian hakim dilakukan, karena Ketua Majelis Hakimnya yang juga mantan Kepala PN Parepare, Sumartono sudah dimutasi menjadi Ketua PN di daerah Jawa. “ Sudah ada hakimnya yang kita tetapkan pada persidangan nantinya,” katanya singkat saat ditemui wartawan usai mengadiri sidang paripurna pengesahan APBD 2008 di DPRD Parepare, kemarin.



Mengenai penetapan jadwal sidang lanjutan, pihaknya sudah menentukan waktu. Hanya, ia tidak menyebutkan tanggal penetapan sidang putusan pembacaan vonis kepada tiga terdakwa dalam kasus tersebut. “ Sudah ada itu jadwalnya,” katanya sambil berjalan menuju mobil dinasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Kajari Parepare, Andi Abdul Karim, mengaku sudah disampaikan jadwal persidangannya, yakni Senin 4 Februari mendatang. “ Sesuai pemberitahuan itu tanggal 4 Februari sidang lanjutannya. Tapi saya kurang tahu, apakah hari itu juga digelar pembacaan putusan, atau pembacaan pergantian hakim,” kata mantan Asisten Intelijen Kejati Sultra ini.

Seperti diberitakan SINDO, Jaksa Penuntut Umum (JPU), menuntut tiga terdakwa, masing-masing Wahid (rekanan) 5 tahun penjara denda Rp20 juta, subsider tiga bulan. Sementara dua terdakwa lainnya, yakni Abd. Wahid dan Abi Dalil (Panitia PPI) dituntut empat tahun penjara denda Rp20 juta, subsider tiga bulan. Ketiga terdakwa dijerat pasal 2 UU 31 1999 tentang tindak pidana korupsi, dimana secara meyakinkan telah terbukti memperkaya diri sendiri dan orang lain dalam kasus PPI yang dianggarkan lewat APBD dan APBN 2005 Rp977 juta. “ Kita temukan itu, pelanggarannya pada selisih antara harga timbunan dan harga sebenarnya di area proyek PPI seluas 85X65 meter,” sebut JPU, Ardiansyah.

Sebelumnya, terdakwa Wahid, membantah melakukan penyalahgunaan anggaran PPI, seperti yang dituntukan JPU. Menurutnya dari dulu hingga sekarang, tidak pernah melakukan penyalahgunaan. “ Saya yakin tidak bersalah dalam kasus ini. Dari dulu sampai sekarang, tidak pernah saya lakukan penyalahgunaan,” katanya saat ditemui usai melakukan mengadiri sidang pembelaan di PN Parepare belum lama ini.

Selengkapnya »»

Rabu, 30 Januari 2008

MENGURAI KEPENTINGAN BERSAMA

Catatan Awal Tahun
Oleh: Abdillah.Ms (Radio Elshinta)

Bulan pertama tahun ini hampir kita lewatkan. Indonesia harus merumuskan kembali secara operasional apa saja yang harus dilakukan agar kita tidak saja bertumbuh, tetapi tumbuh lebih tinggi. Tidak saja berlari, tetapi berlari lebih kencang.



Mengapa kita membutuhkan akselerasi dalam segala hal? Karena negara-negara yang tadinya sejajar dengan Indonesia dalam kemajuan dan kemakmuran semakin jauh meninggalkan kita, sedangkan yang berada di belakang semakin mendekat dan tinggal menunggu waktu untuk menyalip.

Karena itu, haruslah dirumuskan secara operasional satu hal vital. Yaitu, apa sih kepentingan bersama kita sebagai bangsa. Sekarang semua pemimpin dan institusi negara berbicara enteng tentang visi kepentingan nasional. Tetapi yang menjadi pertanyaan terpenting, apakah visi presiden tentang kepentingan nasional, visi parlemen tentang kepentingan nasional, visi partai tentang kepentingan nasional juga menjadi visi kolektif kita sebagai bangsa?

Dalam praktik, itu belum terjadi. Yang bekerja justru pertarungan kepentingan kelompok dan individu atas nama kepentingan nasional. Kita belum, bahkan tidak memiliki common interest as a nation.

Di tengah himpitan permasalahan bangsa kita yang semakin kompleks,
para elit politik dan pemerintah terkesan lamban untuk untuk merespon nasib rakyatnya. seperti yang biasa kita saksikan di media televisi, di era kekinian ini, terlihat warga harus ngantre berjam-jam hanya untuk memebeli 5 lieter minyak tanah, peristiwa bencana alam yang menimpa sejumalah daerah yang ada di negara yang katanya kita cintai ini, dan masih banyak lagi, entah di mana ujung pangkalnya.

Jangan baru bicara tentang pelestarian lingkungan, ketika bencana mempora porandakan bangsa ini!!!.. para calon pemimpin daerah kita sibuk dengan kampanye untuk menebar janji janji manis buat rakyatnya, jelang pelaksanaan pilkada berlangsung.

Dengan demikian pada tahun 2008, selain urusan rutin, satu hal yang harus dilakukan agar menumbuhkan rasa dan kepentingan bersama sebagai bangsa adalah kebijakan yang operasional tentang birokrasi yang melayani. Birokrasi adalah gerbang utama yang menentukan apakah bangsa ini akan maju atau hancur.

Presiden dan elite yang memerintah hanya berkuasa sebentar. Tetapi birokrasi tidak. Birokrasi bekerja sepanjang waktu dan menjadi institusi yang menjaga dan merawat kepentingan bersama sebagai bangsa dan negara. Selama birokrasi menjadi sarang korupsi, negara dijarah dari dalam sehingga tidak mampu bersaing.

Itulah fakta yang menjerat Indonesia hingga sekarang. Tanpa reformasi struktur maupun kultur birokrasi, kita akan menghadapi pergantian tahun dari waktu ke waktu sebagai rutinitas yang menjengkelkan.

Paling tidak ada empat hal yang menjadi kepentingan bersama sebuah bangsa yang bernegara. Yaitu, merdeka dari dominasi asing, law and order, kesejahteraan, dan keagungan atau kemuliaan.

Setelah memasuki 68 tahun merdeka, baru satu dari empat kepentingan bersama itu yang dicapai. Yaitu bebas dari dominasi asing. Tetapi hal ini pun sekarang dipertanyakan karena kita sesungguhnya sedang menghadapi penjajahan baru di bidang ekonomi. (pijar)

Selengkapnya »»

PENGHUNI PANTI JOMPO HIDUP MEMPRIHATINKAN

Oleh : Abdillah.Ms (Radio Elshinta)

Untuk kesekian kalinya, saya berkunjung ke Panti jompo Tresna Werda Mappakasunggu, Parepare, Sulawesi selatan, 4 bulan yang lalu saya pernah mengunjungi tempat ini, kondisinya tidak jauh berbeda, Kehidupan di panti itu sebenarnya sangat-saaangat memprihatikan, karena terkesan lebih tidak terurus, Padahal panti jompo tersna werda ini berada di bawa naungan Departemen sosial yang nota bene mempunyai alokasi aggaran buat mengurusi para lanjut usia tersebut.



Kendati tempat tinggal asram bagi Puluhan penghuni panti jompo tersebut tergolong layak, namun pelayanan kesehatan, kebersihan dan gizi para manula di panti tersebut sangatlah memiriskan hati.

Para penghuni panti ini biasanya hanya meperoleh jatah makan yang sangat rendah asupan gizinya. Taelo Salah seorang penghuni yang sudah tujuh tahun mendiami panti Tresna wreda ini mengungkapakan, ia dan puluhan penghuni panti lainnya biasanaya hanya mendapat jatah makan nasi putih dan ikan asin bahkan sesekali tanpa di beri sayuran” jatah makan kami di sini hanya nasi putih dan ikan asin pak ungkapnya.

Sementara pemeriksaan kesehatan terkadang jadwalnya tidak beraturan, biasanya sekali dalam sebulan, padahal ketentuan yang berlaku adalah seminggu sekali. Para penghuni panti mengeluhkan sikap para pengelolah yang sering “menyunat” dana bantuan dari donatur.

Padahal di antara para donatur yang biasanya berkunjung di tempat ini mereka terkadang memberi uang kepada para penghuni panti. Belum lagi jika penghuni panti ini ada yang sakit, atak satupun perawat yang mengurusinya, jangankan mengharap layanan kesehatan, sedikitpun perhatian dari pihak pengelolah tak pernah mereka rasakan.

Mungkin semua penghuni panti jompo ini tak pernah berharap akan menjalani sisa umurnya dengan kondisi yang sangat menyedihkan seperti ini, tidur beralaskan tikar di lantai yang tersa cukup dingin.

Padahal, ada puluhan bahkan ratusan kasurt busa atau springbed dan bantal serta fasilitas hidup lainnya yang hanya di gudangkan. Semua itu di peruntukkan buat para penghuni panti, namun entah karena apa alasan apa pihak pengelolah panti tega melakukan hal tersebut.

Jadi wajar kalau di duga ada santunan dari para donatur dan fasilitas lainnya dari pemerintah di selewengkan, namun sayang tak ada satu pun di antara para pengelolah panti yang mau berkomentar.

Mungkin kita semua tak pernah berharap di masa tua anada harus terpisah dengan keluarga tercinta kita dan harus menjadi penghuni sebauah panti jompo karena keluarga tidak sanggup mengurusi. Kita semua mungkin akan mebayangkan suasana hidup yang tidak menyenagkan.

Lantas bagimana jika pengelolah panti jompo itu sendiri tidak lagi memperhatiakan para penghuninya. Yang terjadi dalah pelanggaran atas hak asasi manusia (Ham), di mana taraf hidup para manula yang tinggal menunngu ajalnya, lebih rendah di banding hewan. (pijar)

Selengkapnya »»

Gabungan Petugas Amankan Ratusan Kayu Illegal


Laporan: Syahlan

SIDRAP---Petugas yang terdiri dari Pemkab, Kodim 1420, dan Polres Sidrap mengamankan 207 batang kayu hasil pembalakan liar di kawasan hutan lindung Sidrap di Desa Betau Riase Kec Pitu Riase Sidrap. Kayu temuan petugas tersebut tersebar di beberapa tempat di pegunungan Betau Riase, sehinga cukup menyulitkan petugas untuk melakukan pengamanan. Namun untuk membatasi ruang gerak pembalak liar, maka petugas kepolisian yang dipimpin oleh Kepala Satuan (Kasat) Intel Polres Sidrap, AKP Makkanenneng, memasang garis polisi di beberapa lokasi.




Menurut gabungan petugas tersebut, pembalakan liar di kawasan hutan lindung Sidrap diduga telah dilakukan oleh sejumlah oknum sejak beberapa tahun yang lalu. Akibatnya puluhan hektar hutan lindung di kawasan itu rusak berat dan gundul. Bahkan di beberapa bagian, terjadi longsoran.

Sementara berdasarkan pengakuan sejumlah petugas pembalakan di kawasan hutan lindung Sidrap seluas 39.523,60 hektar itu, diduga dilakukan oleh oknum staf di Dinas Kehutanan Sidrap. Menurut seorang penjaga hutan, Zainuddin Sutte, sangat tidak mungkin jika baru saat ini petugas baru mengetahui adanya pembalakan liar di tempat ini. ”Indikasi adanya pegawai Pemkab Sidrap yang terlibat pembalakan di tempat ini sangat kuat, karena kejadian ini sudah berlangsung sejak lama. Kenapa baru ketahuan?” jelas Zainuddin Sutte.

Dugaan tersebut juga dibenarkan oleh Kasat Intel Polres Sidrap, Makkanenneng dan Kasat Intel Kodim 1420 Sidrap, Kapten Ramli. Dugaan itu makin kuat ketika sejumlah rombongan Dinas Kehutanan Sidrap yang hanya mengantar tim gabungan tersebut hanya sampai di rumah Kepala Desa Betau Riase, A Hamzah, tanpa mendampingi tim menuju ke lokasi pembalakan. ”Padahal tentunya mereka lebih tahu lokasi ini dibandingkan kita,” jelas Zainuddin Sutte.

Menanggapi adanya dugaan keterlibatan sejumlah staf Pemkab Sidrap yang terlibat dalam pembalakan liar di kawasan hutan lindung Sidrap, Sekretaris Daerah Sidrap Hasanuddin Syafiuddin yang juga bertidak selaku ketua tim gabungan itu menegaskan, akan memberikan sanksi dan tindakan tegas kepada staf Pemkab Sidrap yang terlibat pembalakan liar.

”Kami akan segera menindaklanjuti temuan petugas tersebut, karena akibat pembalakan liar itu akan memberikan dampak yang sangat besar kepada warga sekitar. Apalagi kawasan hutan lindung itu, adalah satu-satunya hutan yang ada di Sidrap,” jelas Hasanuddin Syafiuddin.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Sekda Sidrap tersebut bahwa setelah mengamankan sejumlah barang bukti hasil pembalakan liar itu, tim gabungan akan segera melakukan pemeriksaan kepada sejumlah pihak yang diduga terlibat dalam kasus itu. ”Terutama jika yang terlibat itu adalah staf Pemda. Kita sudah menyiapkan sejumlah langkah, dan sanksi yang akan dijatuhkan kepada pelaku pembalakan,” jelas Sekda Sidrap.

Kawasan hutan lindung Sidrap yang ada di Betau Riase mencapai 39.523,60 hektar atau sekitar 57,43 persen hutan di Sidrap seluas 68.850,80 hektar. Sementara hutan produksi terbatas seluas 28.778,20 hektar atau sekitar 41,83 persen, dan hutan suaka alam seluas 500,00 hektar atau sekitar 0,72 persen dari total luas hutan di Sidrap.

Selengkapnya »»

Direktur RSU Nene Mallomo Siap Diperiksa

Laporan; Hamzah

SIDRAP-- Laporan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formak) ke Kejaksaan Negeri Sidrap (Kejari) Sidrap 28 Januri lalu yang melaporkan adanya dugaan kasus penyelewengan di Rumah sakit Nene Mallomo dalam proyek pengadaan sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIM-K) Rumah Sakit yang sampai tahun 2008 ini disebutkan belum pernah dioperasikan dengan berbagai alasan padahal itu adalah proyek 2006, langsung ditanggapi Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Nene Mallomo, Dr H Harman Haba M Kes.



Harman Haba yang ditemui di ruang kerjanya mengaku siap untuk diperiksa jika memang Kejari Sidrap berkeinginan untuk melakukan pemeriksaan terkait laporan LSM Formak tersebut. Menurut Harman, kesiapan yang ia berikan itu sebab pihaknya mengaku sama sekali tidak melakukan penyimpangan yang berindikasi pada kasus korupsi.

"Kita siap-siap saja, toh kita tidak merasa berbuat kesalahan. Dan kita siap diperiksa kok, kapan saja Kejari memanggil kita untuk memberikan kesaksian kita akan penuhi,"jelasnya.

Harman menegaskan bahwa selama ini, SIM-K tersebut memang belum di manfatkan sebab keterbatasan daya listrik. Jika dilaporkan tidak ada tenaga ahli yang bisa mengoperasikan alat tersebut, Harman membantah hal itu. Menurutnya pihak rumah sakit telah melatih sejumlah tenaga yang dipersiapkan untuk mengelola SIM-K tersebut. Namun persoalannya alat yang dimaksud tidak bisa di operasikan dengan daya listrik yang terbatas.

"Jika dikatakan genset sebagai alternatif, genset itu hanya sebagai alat untuk mengantisipasi padamnya lampu terutama diruang Unit gawat darurat, kamar Operasi dan bank darah sebab pada ruang tersebut sangat fatal jika lampunya tiba-tiba padam,"jelasnya.

Belum lagi kata dia, biaya operaional genset tersebut cukup besar yakni bisa menghabiskan 20 liter Solar perjam. Harman juga menjelaskan bahwa sejak beberapa tahun terakhir daya listri di RSU Nene Mallomo hanya 23.000 watt yang dianggap tidak mampu menjamin kebutuhan listrik di RSU tersebut. Bahkan untuk pemanfaatan Ac saja kata dia dengan daya listrik seperti itu, sangat tidak memadai.

Namun harman juga mengaku bersyukur sebab di pertengahan januari ini, daya listrik di RS yang dipimpinnya telah dinaikkan menjadi 147.000 watt. Dengan daya listri sebesar itu, operasional di RSU Nene Mallomo di akui sudah bisa maksimal termasuk SIM-K yang laporkan bermasalah itu.


"Daya listriknya sudah memadai, jadi soal SIM-K itu akan segera kita operasikan, cuma masih secara bertahap, karena akan dioperasikan perlahan satu persatu, dan kita telah meminta petugas yang menangani untuk segera mengoptimalkan pengoperasiannya"jelasnya.

Selengkapnya »»

Selasa, 29 Januari 2008

"MACCERA MANURUNG" PESTA ADAT YANG MENJADI PESAN LELUHUR

Oleh: Abdillah.Ms (Radio Elshinta)
Lokasi: KAbupaten Enrekang/ Sulsel

Untuk mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan tanaman pertaniaan, masyarakat desa Taulan, kecamatan Cendana, kabupaten Enrekang, Sulawesi selatan, menggelar pesta adat maccera manurung. Pesta adat ini hanya di lakukan dalam delapan tahun sekali, tak heran, jika perhelatan ini di gelar, banyak warga Enrekang yang berada di perantauaan menyempatkan diri pulang kampung sekedar untuk mengikuti prosesi adat tersebut.



Masyarakat di daerah yang berhawa sejuk ini mengenal upacara adat maccera manurung sejak ratusan tahun yang lalu, upacara adat tersebut di pimpin oleh tetua adat setempat dan berlangsung dalam beberapa tahapan, prosesi awal yakni menabuh gendang semalam suntuk yang bertujuaan untuk membangkitkan tanah.

Masyarakat setempat meyakini, tanah adalah inti dari seluruh jagat, sehingga warga setmpat meyakini, tanah inilah yang pertama kali harus di bangunkan. Sementara gendang yang di tabuh adalah sebuah gendang tradisioanal yang hanya di keluarkan saat upacara adat ini di langsungkan.

Orang-orang yang hadir menyaksikan upacara adat tersebut biasanya berusaha merebut kayu-kayu penabuh yang berjatuhan di sekitar gendang, warga percaya kayu-kayu tersebut memiliki ke ampuhan mengobati berbagai macam penyakit. Ritual menabuh gendang tua yang di anggap keramat itu di lakukan pada hari jumat.

Ke esokan harinya warga yang melagsungkan hajatan ini kemudian melakukan penyembelian hewan berupa kerbau, daging kerbau tersebut di masak secara bergotong royong oleh sejumlah kaum perempaun yang hadir dalam pelaksanaan ritual adat itu, daging kerbau ini nantinya akan di santap oleh para tamu undangan.

Ritual berikutnya adalah Majjaga. Dalam acara ini di persembahkan tari-tarian yang di anggap sebagai simbol kesetiaan kepada sang raja dan kerajaan. Para penari yang di dominasi oleh kaum lelaki ini, menari dengan bertelanjang dada di tengah hawa yang sangat dingin.

Ritual selanjutnya adalah Liang wae, yakni mengeluarkan air dari pusat bumi. Mereka melakukan ritual ini di awali dengan berdoa di sebuah lubang sumber mata air yang terletak di tengah hutan yang ketinggiannya mencapai 1.000 Meter di atas permukaan laut.

Saat mereka berdoa, air tersebut akan memancar keluar dari lubangnya. Jika mata air tidak memancar biasanya masyarakat yang berda di kabupaten Enrekang ini harus bersiaga dengan kemungkinan buruk seperti gagal panen, atau biasanya ada warga kampung yang menjadi gila.

Sebaliknya jika mata air tersebut memancar, air itu akn menjadi rebutan. Para perantau yang sudah lama meninggalakan Kabupaten Enrekang, biasanya paling bersemangat memperebutkan air yang keluar dari sumber mata air itu.

Arifuddin salah seorang warga perantauaan asal Enrekang kepada Pijar mengatakan, setiap pelaksanaan ritual adat maccera manurung ini di gelar, ia beserta anak dan istrinya selalu menyempatkan diri untuk hadir, biasanya bapak dua anak ini membawa pulang air yang bersal dari sumber mata air di desa Taulan tersebut.

Sebab ia meyakini air itu dapat membawa berkah” Air yang biasanya keluar dari sumber mata air yang memancar pada saat pelaksanaan pesta adat ini berlangsung saya yakini bisa membawa berkah atau membawa rezki bagi yang menyimpannya” ungkap Arif.

Prosesi akhir yang merupakan puncak dari rangkaian uapacara adat Maccera Manurung ini adalah Mappeong, warga setempat meyakini pemberian persembahan kepada leluhur ini, di berikan sebagai ungkapan rasa syukur atas rezki yang telah di peroleh masyarakat selama delapan tahun.

Dalam prosesi Mappeong ini di siapkan beberapa macam makanan diantaranya pisang,ketupat,telor ayam,pinang, daun sirih,beras pulut yang di masak di dalam batang bambu atau warga setempat mengenalnya dengan nama Lemmang. sesajian ini di gabung dalam satu wadah dengan di alasi daun waru, kemudian sesajian tersebut di bagikan kepada para tokoh adat yang merupakan keturunan dari puang Kamummu.

Puang Kamummu inilah yang merupakan leluhur yang kerap menyampaikan pesan pesan khusus kepada anak cucunya, sebelum penyampaian pesan dari leluhur mereka ini, sebuah parang yang merupakan pusaka peninggalan puang Kamummu ini, di cuci dengan air kelapa muda yang di lakukan oleh para tokoh adat setempat, konon parang tersebut gagannya terbuat dari tanduk kuda. dan parang pusaka inilah yang sekarang menjadi lambang daerah Kabupaten Enrekang, Sulawesi selatan.

Parang pusaka yang telah di cuci tersebut di arak keliling rumah sebanyak tiga kali dan di iringi dengan Adzan, ini di lambangkan sebagai simbol mengusir hal-hal buruk yang ingin masuk ke desa Taulan itu, warga berharap pelaksanaan pesta adat Maccera Manurung ini dapat mendatangkan hal-hal yang baik dan limpahan rezki yang berlipat ganda dari yang maha pencipta penguasa alam semesta. (pijar)

Selengkapnya »»

Makelar Tenaga Kerja

Oleh : Abdillah.Ms
Cerpen Kritikan

Raut muka seorang ibu tiba-tiba saja pucat-pasih. Air mata turun menetes di kedua pipinya yang sudah mulai keriput karena termakan usia. Entah apa yang ada dalam pikiran ibu tentang anak perempuannya yang bernama Ari, yang saat ini keberadaannya entah dimana.



Semua pihak keluarga telah mencarinya, tapi belum juga ada kabarnya.
Ibu bersama dengan bapak dan anggota keluarga yang lain, duduk di sofa yang ada di ruang tamu dengan perasaan cemas. Bapak yang berada di samping ibu, terus mengelus-elus punggung ibu sambil mengeluarkan kata-kata untuk menenangkan perasaan ibu. Tapi, usaha itu nampaknya sia-sia belaka.

Tidak lama, ibu beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke dalam kamar depan yang biasa ditempati tidur oleh kakak pertama bersama dengan istrinya. Di dalam kamar, tangisan ibu semakin menjadi-jadi. Bahkan, ibu sesekali berteriak memanggil-manggil nama anaknya.

“Dimana kamu sekarang nak. Apakah kamu baik-baik saja sekarang….?,” begitu teriak ibu yang dibarengi dengan tangisan.

Entah musibah apa yang sedang menimpa keluargaku. Tanpa kabar yang jelas, Mba Ari menghilang. Padahal, sebelumnya dia berangkat ke kota dengan senyum dan tawa karena harapan yang tinggi untuk memperoleh keberhasilan di kota . Namun, kegembiraan itu lenyap begitu saja.
]
Kini, yang ada hanya kecemasan. Kecemasan akan keselamatannya, dan beribu-ribu rasa cemas yang bercampur menjadi satu. Begitu banyak pikiran berkecamuk menyelimuti keluargaku. “Mungkinkah dia sekarang sehat-sehat saja…?. Semoga saja memang demikian keadaannya.” Seperti itulah yang pertanyaan yang serentak muncul dalam pikiran semua keluargaku, termasuk aku yang sebelumnya tidak tahu jika kakak keduaku pergi meninggalkan rumah untuk bekerja di kota .

Sore itu, aku memang baru sampai di rumah. Belum hilang rasa lelah dalam tubuhku setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam dari pondok pesantren, aku dikejutkan oleh jerit tangis ibu. Aku sempat penasaran. Tapi aku berusaha untuk tidak berpikir macam-macam. Aku menduga, bahwa ada salah seorang anggota keluarga yang meninggal dunia atau yang lainnya.

Dengan tergesa-gesa, aku kemudian ikut duduk bersama anggota keluarga lainnya di sofa depan. Dengan serius, semua anggota keluargaku mendengarkan cerita yang disampaikan oleh adik laki-laki ibu bernama Trisno yang baru pulang dari rumah orang yang mengajak kakakku pergi ke kota dengan iming-iming pekerjaan pada sebuah perusahaan roti.

Namun, jawaban yang diperoleh Om Tris, begitu biasa aku memanggilnya, ternyata tidak sesuai dengan harapan. Om Tris justru tidak memperoleh jawaban dimana keberadaan Mba Ari. Apa yang diceritakan oleh orang tua dari orang yang mengajak Mba Ari pergi ke kota terkesan ngelantur. Bukan keberadaan Mba Ari yang diceritakan, tapi jutsru kisahnya saat menghadapi tentara Jepang dulu saat mempertahankan Indonesia .

Hal ini akhirnya membuat Om Tris gerah. Dengan nada tinggi, Om Tris mengancam akan melaporkan hal ini ke pihak kepolisian. Usaha ini ternyata berhasil. Tidak lama, orang tua yang ditemui Om Tris mau menghubungi anaknya untuk mempertanyakan keberadaan dan keadaan Mba Ari. Namun, orang tua tersebut meminta waktu selama tiga hari.

“Saya ancam dia, bahwa saya akan melaporkan kejadian ini ke polisi. Terus terang, saya juga jengkel dengan ulah orang tua ini. Bukannya memberi jawaban, malahan cerita ngalor-ngidul yang ngga jelas…!,” kata Om Tris di depan keluargaku. “Tapi saya bersyukur, itu membuat dia mau mencari tahu tentang keberadaan Ari,” lanjutnya.

***

Sudah tiga hari berlalu, tapi kabar tentang Mba Ari belum juga terdengar sampai di telinga keluargaku. Pihak keluarga pun semakin cemas memikirkan keberadaan Mba Ari. Perasaan takut bahwa dia terjerembab dalam dunia hitam karena tayangan berita di televisi yang menayangkan tentang penjualan perempuan untuk dijadikan sebagai Pekerja Seks Komersil (SPK) pun semakin kuat. (pijar)

Selengkapnya »»

Senin, 28 Januari 2008

SEDIKIT TENTANG SUHARTO

Oleh: Yusuf Al-Faresi

Tentang orang yang meninggal sebaiknya kita diam, atau kalau berbicara hanya yang baik-baik saja. Begitu kata satu pepatah. Jika demikian halnya, bab terakhir tentang kisah mantan presiden Indonesia Jendral Suharto bisa cepat rampung ditulis.



Tapi kenyataannya, justru terlalu banyak hal yang dulu didiamkan selama tiga dekade masa pemerintahan tangan besinya dengan bantuan militer. Juga sebagian besar fakta perebutan kekuasaan dan aksi kekerasan tahun 60-an, yang membawa Soeharto ke tampuk kekuasaan, masih belum terungkap sampai sekarang.

Sekalipun Jendral Soeharto selama masa pemerintahan otoriternya bertanggung jawab atas berbagai pelanggaran berat hak asasi manusia, sampai sekarang ia tidak pernah diminta pertanggung jawaban. Semua upaya menghadapkannya ke pengadilan gagal, antara lain karena alasan kesehatan yang diajukan para pengacaranya.

Sampai meninggal, pengaruh Soeharto ternyata tetap kuat untuk menghindari proses hukum. Orang bisa berargumentasi bahwa demokrasi di Indonesia pasca Soeharto
masih terlalu lemah untuk bisa menggiring bekas presidennya ke pengadilan. Namun jangan dilupakan, banyak negara demokrasi besar seperti Amerika Serikat dan Jerman yang juga lama menutup mata dan berdiam diri.

Soeharto, yang di kalangan internasional dijuluki The Smiling General, naik ke tampuk kekuasaan dengan dukungan Barat untuk menghindari kaum komunis menguasai Indonesia. Sebuah skenario yang cocok dengan situasi perang dingin kala itu.

Soeharto dianggap sebagai tokoh penting penentang bahaya komunisme di Asia Tenggara. Sehingga negara-negara Barat mendiamkan peristiwa-peristiwa buruk yang mengiringi masa kekuasaannya.

Indonesia mengalami masa bersimbah darah akhir tahun 60-an. Ratusan ribu anggota Partai Komunis Indonesia, dan orang-orang yang dicurigai dekat dengan gerakan komunis, jadi korban militer.

Memang sampai sekarang tidak terbukti bahwa Soeharto memerintahkan sendiri pengejaran buas terhadap mereka, namun faktanya adalah, ia yang mengendalikan aparat militer ketika itu.

Pada tahun-tahun selanjutnya, ribuan pengeritik rejim ditahan tanpa proses pengadilan dan dibuang ke pulau Buru. Terhadap gerakan makar di Aceh dan Papua dilakukan aksi pembersihan. Dan di Timor-Timur,sampai 200.000 orang tewas selama masa pendudukan oleh militer Indonesia. Barulah ketika Indonesia terkena dampak krisis moneter Asia, kekuasaan klan Soeharto mulai luntur. Dan ia akhirnya terpaksa
mengundurkan diri.

Sampai sekarang, Indonesia masih menanggung beban berat warisan masa kekuasaan Soeharto: sistem birokrasi yang korup, kelompok militer yang sangat dominan, dan masa lalu penuh kekerasan yang belum juga terungkap.

Dengan latar belakang ini, boleh dibilang hampir sebuah mukjijat, bahwa negara multi-etnis ini bisa menemukan jalan kembali menuju demokrasi. Walaupun Soeharto dan para pendukungnya telah menjerumuskan negara kaya bahan mentah ini ke dalam krisis ekonomi yang parah.

Indonesia sampai sekarang tetap menjadi mitra negara-negara Barat yang bisa dipercaya. Fanatisme fundamentalistis tetap tidak bisa meluas di negara muslim terbesar dunia ini. Ini juga bisa dicatat sebagai sebuah keajaiban kecil, dan menunjukkan kematangan demokrasi.

Apakah ada hal yang baik juga selama pemerintahan Soeharto? Selama kekuasaan tangan besinya ekonomi Indonesia berkembang pesat. Masyarakat miskin juga bisa menikmati sedikit berkah kemajuan ekonomi. Dengan stabilitas politik dan ekonomi, Indonesia berkembang menjadi macan kecil Asia Tenggara. Investor asing datang berbondong-
bondong. Tapi secepat mereka datang, secepat itu pula mereka hengkang saat krisis moneter melanda.

Mungkin, dengan meninggalnya Soeharto, barulah masyarakat Indonesia bisa membahas lagi masa lalunya. Banyak hal yang perlu dibicarakan, sekalipun mantan penguasa itu tidak akan duduk lagi dibangku tergugat.(pijarcomunity)

Selengkapnya »»

Kejari Pinrang Periksa Kasus Prona 2006-2007

Laporan; Syahlan

PINRANG---Kejaksaan Negeri (Kejari) Pinrang melakukan pemeriksaan kepada enam orang camat di kabupaten tersebut. Pemeriksaan itu berkaitan dengan laporan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sorot, tentang penyalahgunaan dana Program Nasional (Prona) Proyek Administrasi Pertanahan (PAP), beberapa waktu yang lalu. Menurut Kepala Seksi (Kasi) Intel Kejari Pinrang, Taufik, kasus tersebut sudah dalam tahap penyidikan.



“Dalam pemeriksaan, diketahui bahwa setiap petugas memungut biaya kepada warga sebagai pemohon untuk mendapatkan sertifikat tanah sebesar Rp400 ribu,” jelas Taufik. Lebih lanjut dijelaskan dengan adanya pungutan itu, maka dipastikan ada sekitar Rp400 juta dana yang berhasil dikumpulkan oleh enam camat itu. Padahal menurut Kasi Intel Kejari Pinrang itu, program tersebut diberikan secara gratis kepada warga.

Taufik juga menjelaskan bahwa berkas kasus tersebut sudah hampir rampung, dan akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Pinrang pada awal Maret mendatang. “Kasus ini sangat serius, dan kami juga serius menanganinya. Oleh sebab itu kita memberikan jaminan akan memeriksa semua pihak yang melakukan penyalahgunaan dalam Prona PAP itu,” jelas Kasi Intel Kejari Pinrang, Taufik.

Sementara itu, Ketua LSM Sorot Amin Made Ali menjelaskan bahwa sebenarnya Prona PAP 2006-2007 diberikan secara gratis kepada warga miskin. Namun dalam pelaksanaannya, sejumlah camat di Pinrang justru memungut dana dari masyarakat sebesar Rp200 ribu hingga Rp1 juta.

“Prona itu dianggarkan dalam APBN, oleh sebab itu harus diberikan secara gratis kepada warga. Salah jika camat yang menjadi pelaksanan program ini justru memungut dana dari warga,” jelas Amin Made Ali, yang juga menjelaskan bahwa Prona PAP di Pinrang dianggarkan sebanyak 1000 petak, sehingga dengan adanya pungutan yang mencapai Rp1 juta, maka nilai korupsi yang dilakukan petugas sangat banyak.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Ketua LSM Sorot tersebut bahwa selain melakukan pemungutan sejumlah dana kepada warga, ada indikasi pelaksanaan Prona di Pinrang juga salah sasaran. “Karena banyak keluarga yang tergolong mampu, justru mendapatkan program tersebut. Padahal program ini ditujukan untuk warga yang tergolong tidak mampu,” jelas Amin Made Ali.

Oleh sebab itu Ketua LSM Sorot itu meminta kepada Kejari Pinrang untuk serius menangani kasus Prona PAP itu. Menurutnya kasus itu sangat merugikan keuangan negara dan juga merugikan warga, karena seharusnya mereka tidak membayar untuk mendapatkan sertifikat tanahnya.

“Kasus ini harus diusut tuntas, jangan sampai Kejari Pinrang tidak serius menangani kasus ini. Kami akan mengawal kasus ini hingga tuntas, dan jika kami temukan adanya indikasi kecurangan yang dilakukan oleh pihak manapun, maka kami akan melapor kepada pihak yang berwenang,” jelas Amin Made Ali.

Selengkapnya »»

Formak Resmi Laporkan kasus Penyelewengan Anggaran

Laporan: Hamzah

SIDRAP---Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Masyarakat Anti Korupsi (Formak) Senin 28 Januari kemarin secara resmi telah melaporkan kasus penyelewengan anggaran ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sidrap, dengan nomor surat 015/FMK-P/I/2008.



Dalam laporan tersebut LSM Formak melaporkan satu kasus penyalahgunaan anggaran di Rumah saki nene Mallomo Sidrap. Kasus yang dilaporkan terkait kasus penyalahgunaan anggaran tahun 2006 dalam proyek pengadaan sistem Informasi Rumah Sakit yang sampai tahun 2008 ini disebutkan belum pernah dioperasikan dengan berbagai alasan.

"Selama ini, alasannya melulu soal keterbatasan daya listrik, padahal selama ini kan juga ada genset yang telah di beli Pemda. Alasannya kurang masuk akallah,"jelas Ketua LSM Formak, Abd Karim.

Dalam laporan tersebut LSM Formak meminta agar Direktur Rumah Sakit Umum Nene Mallomo, dr Harman Haba M Kes diperiksa terkait, proyek yang menghabiskan uang rakyat sebesar Rp 750 juta tersebut.

Alasan lainnya Formak melaporkan proyek bermalsah tersebut karena alat yang telah dibeli dengan abggaran ratusan juta rupiah itu tidak ada yang mampu mengoperasikannya, bahkan parahnya lagi menurut karim peralatan yang telah dibeli justru digunakan untuk main game oleh staf dirumah sakit yang bersangkutan.

"Pokoknya kita butuh ketegasan penegak hukum untuk menangani kasus ini, dan kita akan terus melakukan pengawalan setelah secara resmi kita telah melapor Kekejaskaan negeri Sidrap,"ujar Karim.

Menanggapi soal adanya kasus lainnya yang sebelumnya juga dimunculkan oleh LSM Formak, yang belum masuk dalam laporan tersebut, Karim mengaku juga akan melaporkannya. Hanya saja ia mengaku mencoba melaporkan satu persatu.

"Yang satu ini dulu yang jadi pelajaran apakah Kejari betul-betul punya nyali untuk melakukan pengusutan terhadap kasus besar seperti ini, yang jelas kasus lainnya juga sementara kita persiapkan untuk kita laporkan,"jelas Karim.

Sekedar diketahui bahwa Ketua LSM Formak, Abdul Karim. beberapa waktu lalu mengungkapkan berbgai penyimpangan yang terjadi di Bumi Nene Mallomo itu, diantanya seorang konsultan proyek pembuatan pintu air tambak di Kecamatan Pitu Riase, tidak pernah melakukan survei lapangan. Sehingga rencana pembuatan 32 pintu air, hanya terealisasi 20 pintu air.

Proyek lainnya untuk tahun 2007 disebutkan juga banyak yang tidak ditenderkan. Padahal nilai proyek tersebut mencapai angka Rp 100 juta lebih. Selain itu, Karim juga menyinggung soal proyek pembangunan pagar Kantor dan rehabiliotasi kantor DPRD Sidrap yang tidak ditenderkan .Padahal nilai proyek tersebut hampir mencapai Rp 200 juta.

Terpisah pihak Kejari Sidrap, melalui Kasi Pidsus, Henri Hanafi yang di konfimasi terpisah mengakun belum mengetahu keberadaan surat laporan LSM Formak tersebut.

"Mungkin masih di Sekretariat, yang jelas laporan itu belum sampai kesaya dan saya belum tahu sama sekali,"jelas Henri.

Selengkapnya »»

Minggu, 27 Januari 2008

Ratusan peternak ayam di Parepare, terancam gulung tikar

Ratusan peternak ayam di Parepare, Sulawesi selatan, terancam gulung tikar menyusul melonjaknya harga pakan ayam dalam beberapa bulan terakhir ini. kenaikan harga pakan ayam ini, kini sudah mencapai Rp.200 Ribu per saknya, dari harga semula hanya Rp.170 Ribu persak.



Sayamsuddin (45) salah seorang peternak ayam asal kecamatan Bacukiki, Parepare, Sulawesi selatan, mengaku semua ayam ternak milikinya yang berjumlah 6 ribu ekor, habis di jual karena ia tak mampu lagi membeli pakan buat ayam ternaknya. kenaikan pakan ayam ini akan semakin memperpuruk kondisi perekonomian para petrnak ayam yang ada di Parepare ini, pasalnya harga telor dan daging ayam di pasaran cenderung tidak mengalami kenaikan harga.

"semua ayam ternak yang saya miliki sudah habis saya jual, masalahnya harga pakan ayam saat ini cukup mahal dan saya tidak mampu lagi membeli dengan harga seperti sekarang ini, sementara harga telor dan daging ayam di pasaran tidak berimbang dengan biaya yang saya harus keluarakan, belum lagi biaya obat obatan buat ayam ternak kami, yang harus kami keluarkan tiap bulannya.

Hal senada juga di keluhkan oleh H.Yunus, seorang pemilik toko pakan ternak yang terletak di Jl.Lasinrang, Parepare, kepada Pijar mengaku omset yang di dapatkan juga mengalami penurunan akibat kurangnya pembeli. menurutnya melonjaknya harga pakan ayam ini di akibatkan karena bahan baku pembuatan pakan ternak ayam, seperti kedelai dan jagung harganya juga turut melambung.

“Memang harga pakan ternak ayam saat ini mengalami kenaikan, ini terjadi sejak akhir bulan Okober 2007 yang lalu, hingga sekarang ini, akibat lonjakan harga pakan ayam ini, omset kami berkurang, kami biasanya menjual pakan paling sedikit 20 sak perhari, sekarang yang kami hanya mampu menjual pakan ayam, hanya 5 sak perhari, menurut informasi yang kami teima dari distributor di Makassar, naiknya harga pakan ayam ini di akibatkan harga kedelai dan jagung yang merupakan bahan baku pembuatan pakan ayam juga mengalami kenaikan harga.

Para peternak dan Pedagang pakan ayam di Parepare ini berharap, agar pemerintah harus campur tangan secepatnya untuk menstabilkan harga pakan ternak ayam ini, agar usaha yang di rintisnya sejak belasan tahun yang lalu ini tetap berlangsung, karena dari hasil usaha mereka inilah ia mampu menghidupi keluarganya.

Abdillah MS

Selengkapnya »»

Pengguna Narkoba itu Korban

Upaya Polresata Parepare, Sulawesi Selatan untuk memberantas peredaran narkoba sepertinya kian marak di daerah ini, patut diberi acungan jempol, satu-dua pengedar dan pemakai dibekuk. Kerja keras jajaran polisi tersebut pun menggelisahkan para pengedar.



Sebab upaya itu terasa mulai jelas siapa yang harus diburu. Apalagi ada anggapan bahwa justru pemakai itu adalah mereka yang menjadi korban yang mestinya diselamatkan. Mengapa mereka yang menjadi pemakai itu harus dimusuhi, diburu, dan dihukum.

Padahal, seharusnya mereka didekati, dibina, lalu dicarikan solusi. Sebab, semua orang tahu bahwa walau mereka dipenjarakan, tapi ketika mereka sakaw, maka tak ada lagi akal sehat. Itu sebabnya, bila mereka keluar dari bilik jeruji besi, mereka sangat mudah untuk kembali menjadi pemakai.

Penulis teringat dengan seorang tokoh yang bernama Rony Patinasarani yang pernah berujar lantang di sebuah tayangan teve swasta pada awal pekan kedua Januari 2004, tanpa malu malu mengugkapkan tindakan yang harus dilakukan pada dua anaknya yang terlibat sebagai pengguna narkoba.

"Saya harus harus membelikan anak-anak saya narkoba sebab dengan cara itu, kami bisa melihat anak-anak kami tenang dan tidak tersiksa. Dan justru pendekatan kemanusian dan kasih sayang itu, membantu anak-anak kami mampu keluar dari jeratan narkoba,” ujar tokoh persepakbolaaan nasional ini.

Gerakan menjadikan posisi pemakai sebagai korban memang sedang bergulir. Hasilnya, tak sedikit orang tua yang tak malu-malu lagi mengakui keterlibatan anaknya dan kemudian mencari solusi. Sebab, pada dasarnya, mereka yang menjadi korban adalah mereka yang butuh perhatian dan kasih sayang yang berlebih. Karena mereka adalah bagian dari diri kita, tak ada salahnya jika pintu maaf dan kesempatan kedua kita berikan.

Mampukah kita ikut mengembalikan dan merehabilitasi kehidupan para pengguna untuk kembali ke jalan yang sesuai dengan cara pandang yang normal? Adakah kita bersiap untuk memerangi para pengedar itu? Sebab, para korban itu adalah mereka yang menjadi sasaran dari pengedar yang nota bene adalah penjahat. Tapi tentunya, penjahat terbesarnya adalah mereka yang menjadi pengedar kakap. Dan mereka itulah yang kita harapkan untuk terus diberantas..!!!

Abdillah MS

Selengkapnya »»

Sabtu, 26 Januari 2008

Anggota KPUD Bone dipecat

Karena dinilai telah melanggar kode etik dan sumpah jabatan, Tadjong Gamal, salah seorang anggota KPUD Bone dipecat dari jabatannya. Pemecatan tersebut berdasarkan rekomendasi dari Dewan Kehormatan yang dibentuk KPU Sulsel.



Tadjong dianggap melanggar kode etik karena bersedia bersaksi untuk memperkuat tuntutan salah satu pasangan calon gubernur Sulsel, Amin Syam - Mansyur Ramli, ditingkat Mahkama Agung terkait sengketa Pilkada Sulsel. Sementara itu, putusan Mahkama Agung terkait Pilkada ulang di empat kabupaten, ditanggapi dingin oleh KPU Sulsel.

Keinginan Tadjong Gamal, salah seorang anggota KPUD Bone, Sulsel, untuk bersaksi memperkuat tuntutan hukum salah satu pasangan calon gubernur, Amin Syam - Mansyur Ramli, di tingkat Mahkama Agung (MA) ternyata berbuntut fatal.

Oleh KPU Sulsel, tindakan Tadjong dinilai melanggar kode etik dan sumpah jabatan karena tidak independen sebab berpihak kepada salah satu pasangan calon gubernur Sulsel.

Ketua KPU Sulsel, Mappinawang, mengatakan pemecatan tersebut sudah sesuai dengan aturan. Sebab apa yang dilakukan Tadjong sangatlah merugikan KPU Sulsel sebagai lembaga negara.

Senadan dengan Mappinawang, Ketua KPUD Bone, Ali Imran, mengatakan pemecatan salah seorang anggotanya adalah hal yang wajar. Sebab tindakan yang dia lakukan tidak sesuai dengan kode etik dan sumpah jabatan KPU.

Ali menduga, keberpihakan Tadjong kepada pasangan Amin Syam - Mansyur Ramli karena dilatarbelakangi ikatan kekeluargaan. Pasalnya, Tadjong dengan Amin Syam adalah saudara sepupu.

Sementara itu, terkait dengan putusan mahkama agung untuk menggelar Pilkada ulang di empat kabupaten yang ada di Sulsel, masing-masing Kabupaten Takalar, Tana Toraja, Bone dan Gowa, ditanggapi dingin oleh KPU Sulsel.

Mappinawang, mengatakan putusan MA hanyalah bersifat yudisial. Namun belum ada aturan resmi yang menetapkan adanya Pilkada ulang. Termasuk tata cara pelaksanaannya. Pemerintahlah yang lebih berhak menentukan apa Pilkada ulang akan digelar berdasarkan aturan yang berlaku.

Mappinawang menambahkan, pihaknya bersedia menggelar pilkada ulang jika memang putusan tersebut sudah ada dasar hukumnya.

Yusuf Al-Faresi, GLOBAL TV, Parepare, Sulsel

Selengkapnya »»

Minyak Tanah Langka, Warga Antri Berjam-Jam

Setelah kelangkaan elpiji di kota parepare, sulsel, beberapa hari terakhir, kini warga juga kesulitan meperoleh minyak tanah. Sejumlah konsumen terpaksa harus antri selama berjam-jam untuk mendapatkan lima liter minyak tanah.



Selain kurangnya pasokan minyak tanah dari pemerintah, kelangkaan elpiji di wilayah parepare sejak dua minggu terakhir juga menjadi salah satu penyebab pangkalan minyak tanah kembali diserbu warga.

Beginilah situasi salah satu pangkalan minyak tanah di kecamatan Bacukiki, Parepare, Sulsel, selama sepekan terakhir. Ratusan konsumen elpiji yang kehabisan stok kembali menyerbu sejumlah pangkalan minyak tanah.

Mereka terpaksa beralih sementara menggunakan kompor minyak tanah sambil menunggu pasokan elpiji kembali normal. Untuk mendapatkan lima liter minyak tanah warga harus antri berjam-jam. Mereka yang tidak kebagian nomor antrian rela menunggu jatah minyak tanah.

Hj Nurbiah salah seorang warga labukkang rela antri menuggu jatah minyak tanah kendati tidak mendapatkan nomor antrian. Pangkalan hanya memprioritaskan pelanggan yang punya nomor antrian.

Beruntung pemilik pangkalan berbaik hati memberi Hj Nurbiah tiga liter minyak tanah. Warga yang jauh dari lokasi pangkalan terpaksa menggunakan angkutan umum atau kendaraan motor. Banyak konsumen yang kesal dan gigit jari karena stok minyak tanah habis saat mereka tiba di pangkalan.

Itu berarti mereka harus bersabar menunggu sampai pasokan minyak tanah kembali datang.

Yusuf Al-Faresi, GLOBAL TV, Parepare, Sulsel.

Selengkapnya »»

Kambing Makan Kertas



....Jika Biasanya Kambing Makan rumput..Kali ini anda dapat menyaksikan Liputan Teman-teman PijarComunity yang sangat unik..KAMBING MAKAN KERTAS..hehehehe

Selengkapnya »»

PIJAR COMUNITY


...PIJAR HISTORY...
Disatukan dalam ikatan profesi, Jurnalis Muda Ajatappareng membentuk sebuah wadah yang nantinya dapat menampung smua kerativitas Jurnalistik teman-teman. Kita sepakat menyebutnya 'PIJAR' akronim dari PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG..hehehe keren kan...selain mempererat tali sirrahturahim..PIJAR COMUNITY jg dapat menjadi BENGKEL WARTAWAN bagi teman-teman Jurnalis dalam mengembangkan kualitas peliputan..

Selengkapnya »»