SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Selasa, 11 Maret 2008

Staf Dinas Praswil Sulsel Diperiksa Enam Jam

Terkait Kasus Penjualan Aspal Proyek Pembuatan Jalan

Laporan: Syahlan

PINRANG---Staf Gudang Peralatan dan Perbekalan Jalan Dinas Prasarana Wilayah (Praswil) Propinsi Sulawesi Selatan Muh Yakib diperiksa oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Pinrang, terkait kasus penjualan 105 drum aspal untuk proyek pembangunan jalan dan jembatan propinsi di kawasan Kab Pinrang, yang dilakukan oleh mantan Kepala Sub Bina Marga Dinas Kimprasda Pinrang, Amiruddin P.

Pemeriksaan yang dimulai pada pukul 10,00 hingga 16.00 wita kemarin, dilakukan untuk mengorek sejumlah keterangan dari Muh Yakin yang diyakini mengetahui dengan pasti distribusi drum aspal yang diperuntukkan bagi proyek pembuatan jalan di Pinrang pada tahun anggaran 2004-2007.



Menurut Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Pinrang Abdul Malik Kalang, pemeriksaan terhadap staf gudang peralatan Dinas Praswil Sulsel yang berada di Baddoka tersebut berlangsung lama karena yang bersangkutan mempunyai banyak data yang dibutuhkan untuk kepentingan penyidikan. “Dari dia kita mendapatkan sejumlah data terkait dengan kasus yang dilakukan Bapak Amiruddin. Namun kita masih membutuhkan banyak lagi data lainnya,” jelasnya.

Meski demikian, menurut Kasi Pidsus Kejari Pinrang itu status pemeriksaan mantan Kepala Sub Bina Marga Dinas Kimprasda Pinrang, Amiruddin P, dipastikan segera akan ditingkatkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Dan kemungkinan besar Amiruddin P akan ditetapkan sebagai tersangka tunggal.

Kasus penjualan 105 drum aspal untuk proyek pembangunan jalan dan jembatan tersebut, yang dilakukan oleh Amiruddin P itu diduga merugikan keuangan negara senilai Rp101 juta. ”Kesalahan lainnya adalah, yang bersangkutan tidak melakukan pemeliharan terhadap sejumlah jalan raya propinsi yang ada di Pinrang. Padahal proyek tersebut sudah dianggarkan pada APBD,” jelas Abdul Malik Kalang.

Hal yang sama dibenarkan oleh Kasi Intel Kejari Pinrang. Bahkan menurutnya untuk kepentingan penyelidikan, Kejari Pinrang telah melakukan pemeriksaan kepada sejumlah saksi, surat dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan kasus tersebut. ”Makanya dalam waktu dekat, status pemeriksaan yang bersangkutan akan ditingkatkan. Apalagi hanya dia satu-satunya yang diduga kuat melakukan penyalahgunaan itu,” jelas Taufik Djalal, yang juga bertindak sebagai penyidik kasus itu.

Namun ketika ditanya tentang pihak ketiga yang membeli aspal yang dijual oleh Amiruddin P, Kasi Intel dan Kasi Pidsus Kejari Pinrang, masih enggan menyebutkan secara detail. Menurut mereka, masih dibutuhkan sejumlah data untuk menguatkan proses penyelidikan.

”Jangan sampai mereka menghilangkan barang bukti yang dibutuhkan itu, tentu hal ini akan menyulitkan proses pemeriksaan. Oleh sebab itu, kami masih merahasiakan nama-nama pihak ketiga yang membeli ratusan drum aspal itu,” jelas Taufik Djalal, yang juga menjelaskan bahwa pihaknya juga tengah melakukan penyelidikan terhadap sejumlah kasus yang diduga merugikan keuangan negara.

Selengkapnya »»

Flu Burung Kembali Serang Sidrap

Ribuan Ayam Mati Mendadak di Desa Pakenya

Laporan: Syahlan

SIDRAP---Kepastian tersebut didapat setelah Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sidrap melakukan pemeriksaan terhadap ribuan ayam yang mati mendadak di Desa Pakenya Kec Maritengae Sidrap beberapa waktu yang lalu. Menurut Kepala Disnakan Sidrap Decky A Gunardi, ribuan ayam yang meninggal di desa itu positif terserang virus H5N1 itu.

“Kita telah melakukan pemeriksaan terhadap ribuan ayam yang mati itu, dan telah dipastikan penyebab kematiannya karena virus flu burung. Namun kami telah melakukan upaya antisipasi berupa penyemprotan kandang ayam di desa itu dan juga melakukan vaksinasi pada ayam yang masih sehat,” jelas Kadisnakan itu.



Lebih lanjut dijelaskan oleh Decky A Gunardi bahwa untuk mengantisipasi penyebaran virus itu, Disnakan menugaskan tim yang beranggotakan empat orang untuk terus memantau penyebaran virus itu di Sidrap. Dijelaskannya juga bahwa tim itu dibekali dengan sejumlah obat-obatan untuk segera melakukan penanganan jika menemukan kasus flu burung di masyarakat.

“Mudah-mudahan virus itu tidak menyebar di Sidrap, karena dampaknya sangat besar bagi peternak yang ada di sini. Seperti yang terjadi pada tahun 2005 lalu, ratusan ribu ayam buras (bukan ras-red) mati karena flu burung,” tandasnya.

Serangan virus flu burung yang menyerang ayam petelur warga di Sidrap mencapai miliaran rupiah. Sehingga hingga saat ini sejumlah peternak mengaku masih sangat trauma dengan kejadian ayamnya yang mati mendadak.

Menurut pengakuan salah seorang peternak ayam di Desa Pakenya Kec Maritengae Sidrap Muchlis, sebanyak 3000 ternak ayamnya tiba-tiba mendadak mati. Tidak diketahui penyebabnya, karena tidak ada gejala penyakit sebelumnya. Dan sejauh ini Muchlis diperkirakan menderita kerugian sebanyak Rp60 juta rupiah. Sedang H. Rasma mengaku sebanyak 1700 ekor ayam rasnya juga mati mendadak. “Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada gejala awal yang menyerang ayam tersebut, jadi tiba-tiba saja mati,” jelas H. Rasma, dan sejauh ini pihaknya mencatat kerugian sekitar Rp34 juta.

Sidrap merupakan daerah paling rawan terserang virus H5N1 mengingat daerah itu merupakan populasi unggas terbesar di kawasan timur Indonesia. Saat ini, populasi jenis ayam ras petelur berjumlah 2.503.721. Sedangkan populasi ayam buras mencapai 1.761.401 ekor.

Selengkapnya »»

Puluhan Unggas Positif Flu Burung

Laporan: Arif Saleh

PAREPARE---Sedikitnya 20 unggas milik warga di Kelurahan Ujung Bulu Kecamatan Ujung Parepare dinyatakan positif flu burung, kemarin.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel darah dua ekor unggas yang mati mendadak, Jumat (07/03), Dinas Perikanan Kelautan Pertanian dan Kehutanan (PKPK) Parepare menyimpulkan unggas tersebut positif flu burung. “ Kita sudah nyatakan positif flu burung berdasarkan sampel dua ekor ayam yang mati mendadak di keluarahan Ujung Bulu ini,” sebut Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Hewan PKPK Parepare, Andi Yuliyanti kepada wartawan, di sela-sela pemusnahan 20 unggas di Ujung, kemarin.



Uli sapaan akrabnya, menambahkan, pihaknya memusnahkan puluhan ekor unggas tersebut untuk menstrilkan tempat unggas yang mati mendadak, dengan meminta masyarakat untuk bersama-sama memusnahkan unggasnya. “ Untuk unggas yang dimusnahkan, baru ada sekitar 20 ekor. Dan mudahan-mudahan hingga beberapa hari kedepan, masyarakat bisa menyerahkan unggasnya untuk dimusnahkan, agar tidak tertular flu burung di sekitar tempat ini,” harapnya.

Sementara, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Parepare, Sumarni berjanji, akan memantau dan mendata kelurahan tersebut selama satu minggu, mengenai warga yang sakit akibat unggas. Namun, hingga kemarin, petugas Dinkes belum menemukan adanya korban di daerah tersebut. “ Sampai sekarang, kita belum temukan adanya korban yang terindikasi flu burung. Kita akan pantau terus di sekitar tempat matinya unggas secara mendadak ini hingga satu minggu kedepan,” ujar Sumarni yang juga berada di pemusnahan unggas tersebut.

Sementara itu, warga di Kelurahan Ujung Bulu, Sultan menolak, untuk memusnahkan unggasnya, dengan alasan tidak mendapat ganti rugi dari pihak Pemkot. Menurutnya, ia setuju unggasnya di musnahkan, apabila ada ganti rugi dari pihak Pemkot. “ Apa yang saya mau kasi makan keluargaku kalau tidak ada ganti ruginya. Sementara ayam saya itu, saya pelihara untuk saya jual nanti,” katanya kepada wartawan.

Sebelumnya, November 2007 sekitar 50 unggas di kelurahan Ujung Bulu, mati mendadak. Namun, saat itu Dinas PKPK menyebut unggas yang mati mendadak negatif flu burung. “ Kenapa baru sekarang ada pemusnahan. Inikan sudah banyak yang mati, termasuk ayam saya bulan sebelas 2007. Seharusnya, pemerintah menyampaikan kepada warga mengenai antisipasinya saat ratusan ayam yang mati mendadak saat itu. Apakah negatif atau positif,” kata Amri warga Ujung Bulu dengan nada tinggi.

Ia menganggap, pihak Pemkot sangat lamban menangani unggas yang mati mendadak. “ Seharusnya dari dulu waktu ada ayam mati mendadak, pemerintah menyampaikan mengenai vaksin kepada ayam peliharaan kita. Jangan baru ada yang dinyatakan positif baru bertindak. Jadi sekali lagi, pihak pemerintah sangat lamban melakukan antisipasi,” tegasnya yang diiyakan beberapa warga lainnya di lokasi pemusnahan unggas. (arif saleh)

1. 18 unggas mati mendadak secara berturut-turut mulai Jumat (07/03), mulai dari unggas milik Saedang yang mati sekitar 4 ekor
2. Tim Dinas PKPK dan Dinkes memusnahkan, 20 ekor unggas di Kelurahan Ujung Bulu, kemarin.
3. November 2007, sekitar 50 unggas milik warga mati mendadak di Kelurahan Ujung Bulu. Namun, dinyatakan negatif.
4. Warga yang suspect flu burung, masih terus diindentifikasi oleh Dinkes hingga satu pekan mendatang.

Diolah dari berbagai sumber

Selengkapnya »»

Bayi 2 Bulan Terkena Gizi Buruk

Laporan: Arif Saleh

PAREPARE---Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makassau Parepare, saat ini merawat satu bayi yang menderita gizi buruk semenjak lahir dua bulan lalu, kemarin.

Bayi yang berat badannya, 2,8 kilogram, NA, 2 bulan, saat dilahirkan melalui operasi, kondisi berat badannya, normal yang mencapai sekitar 3,7 kilogram. “ Setelah dilahirkan, kondisi berat badan bayi ini menurun, yang saat ini sekitar 2,8 kilogram. Bayi ini masuk dalam kategori gizi buruk, dengan dianosa sementara Diare tambah PEM (Kekurangan Protein, Energi, Malnustris) dan Anemania,” sebut Humas RSUD, M. Ridwan kemarin.



Ridwan menambahkan, kondisi yang dialami bayi tersebut, kemungkinan dipengaruhi dengan kondisi kesehatan ibunya yang terganggu atau adanya kelainan kesehatan. “ Jadi memang, bayi ini tidak pernah diberi ASI (Air Susu Ibu) setelah dilahirkan. Penyakit ini kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi ibunya, sehingga berat badannya turun, dan mengalami demam yang tingginya mencapai 37,7 derajat celsius,” ungkapanya.

Selama 2008, RSUD Parepare baru menangani satu penderita gizi buruk, yakni bayi NA, tersebut. Menganai biaya pengobatan dan perawatannya, Ridwan belum bisa memastikan, apakah digratiskan atau tidak. “ Saya belum tahu itu. Tapi kita berharap, pihak Pemkot menanggulangi biaya perawatannya,” harap Ridwan.

Orang tua, NA, Hariyani menyebutkan, dirinya tidak sempat memberikan ASI kepada bayinya tersebut, karena adanya gangguan kesehatan dalam kondisi tubuhnya, semenjak ia melahirkan. Ia mengaku, sangat kaget melihat kondisi berat badan anaknya yang mengalami penurunan. “ Waktu lahir Pak, kondisinya normal. Tapi saya sangat kaget, kenapa semakin hari, kondisi badannya, mengalami penurunan. Makanya saya bawah ke RSUD ini, dengan harapan bisa sembuh Pak,” harapnya saat ditemui di ruang perawatan, anaknya di RSUD.

Sebelumnya, Wali Kota Parepare Zain Katoe, mengintruksikan kepada Dinas Kesehatan Parepare dan RT/RW untuk mengintensifkan pengawasan penderita gizi buruk di Parepare. Ia meminta, agar warga yang tidak mampu tidak dipungut biaya perawatan, khususnya di Puskesmas. Wali Kota berjanji akan memberikan sanksi tegas, apabila ada pegawai di Puskesmas menolak atau memungut pasien yang tidak mampu. “ Kalau ada itu, pasti kita akan berikan sanksi tegas,”tegasnya belum lama ini.

Seperti diberitakan SINDO, selama 2007-2008 Dinkes Parepare menangani 28 pasien yang terindikasi gizi buruk. Namun, tujuh diantaranya, kondisinya sudah membaik. Sementara 21 penderita lainnya, dirawat secara intensif oleh Puskesmas setempat. Dengan demikian, jumlah penderita gizi buruk di Parepare mengalai penambahan satu orang menjadi 22.

Selengkapnya »»

Tim Independen Diminta Ambil Alih Seleksi Kasek

Laporan: Arif Saleh

PAREPARE---Anggota Komisi B DPRD Parepare, meminta tim independen dari luar Parepare. Seperti Unhas, UNM untuk mengambil alih lanjutan seleksi kepala sekolah (Kasek) terhadap 96 orang calon Kasek, tanpa melibatkan lagi Dinas Pendidikan Parepare.

Menurutnya, Diknas yang selama ini melakukan tahapan seleksi, dianggap tidak layak lagi, karena banyaknya kepentingan saat proses seleksinya. “ Sulit lagi untuk dipercaya, karena banyaknya kepentingan. Makanya semua pihak harus mengawasi proses ujiannya, termasuk kemungkinan bocornya soal ujian sebelum tes,” tegasnya kepada SINDO, kemarin.



Hal tersebut penting, lanjutnya, untuk mencapai out put Kasek yang bermoral dan berkualitas sesuai visi pendidikan. “ Kalau tidak diawasi dan dibiarkan seperti ini, maka kita tidak akan melihat kualitas pendidikan yang lebih bagus di Parepare. Makanya saya meminta agar tim independen segera mengambil alih seleksi kasek,” harap legislator PKS ini.

Sebelumnya, proses seleksi kasek sempat dihentikan Inspektorat Parepare, karena adanya dugaan pungutan liar (pungli) dan kesalahan administrasi yang dilakukan panitia seleksi Diknas. Namun, saat penyidikan, pihak Inspektorat hanya menemukan kesalahan prosedur, pada surat edaran kedua yang bertentangan dengan surat edaran kedua. Sementara indikasi adanya Pungli, penyidik Inspektorat tidak menemukan adanya bukti. “ Untuk hasil pemeriksaan masalah seleksi kasek, kita sudah rekomendasikan hasilnyake Pak Wali Kota untuk tindakan selanjutnya,” sebut Kepala Inspektorat, Hatta Buroncong.

Mengenai rekomendasi Inspektorat, Hatta tidak bersedia menyebutkan, dengan alasan sudah berada ditangan Wali Kota. “ Tidak usah saya komentari itu, karena sudah saya serahkan ke Pak Wali. Nanti beliau yang sampaikan, apa tindakannya,” ujar Hatta yang dikenal tegas terhadap pelanggaran PNS ini.

Sementara itu hasil rapat komisi B DPRD Parepare terkait masalah kisruh seleksi Kasek, hingga saat ini belum ada hasilnya. Sebab sebelumnya, rapat yang sedianya akan merokemendasikan masalah kasek, deadlock. Sebagian anggota DPRD setuju dilanjutkan prosesnya, namun sebagian lagi yang menghendaki agar proses seleksi diulangi, karena adanya beberapa pelanggaran yang ditemukan. “ Belum ada solusi yang bisa kita simpulkan, karena terjadi dua opsi yang berkembang,” sebut Ketua Komisi B Tajuddin Salim belum lama ini.

Selengkapnya »»