SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Rabu, 06 Februari 2008

KARYAWAN PDAM PINRANG MOGOK KERJA, SUPLAI AIR BERSIH TERPUTUS



Laporan: Yusuf Al-Faresi (Global TV)

Puluhan Karyawan PDAM Pinrang, Sulsel, menggelar unjuk rasa. Aksi tersebut dipicu kebijakan Pihak PDAM setempat yang tidak membayar gaji mereka sejak tujuh bulan terakhir. Massa yang terbakar emosi berkumpul di depan kantor sambil berorasi dan menggelar spanduk bernada kecaman.



Selain itu, para pengunjuk rasa juga melakukan aksi tanda tangan sebagai bentuk desakan agar Dirut PDAM Pinrang, Sakur Muin, mundur dari jabatannya yang dinilai bertanggungjawab atas nasib yang mereka alami.

Setelah melakukan Demo dan Penyegelan Kantor PDAM Pinrang, Puluhan Karyawan melanjutkan aksi mereka dengan melakukan mogok kerja. Kantor yang setiap hari kerja melayani warga setempat, kini lumpuh total. Tak ada aktivitas seperti hari-hari sebelumnya.

Bukan hanya itu, puluhan karyawan yang menggelar aksi demo juga menutup aliran air bersih ke rumah-rumah warga. Praktis kondisi tersebut menyebabkan suplai air bersih di Kota Pinrang terputus.

Salah seorang Karyawan yang ikut berdemostrasi, Harun Anwar, mengaku sudah tujuh bulan terakhir ia tidak menerima gaji. Selain itu, Jaminan lainnya, seperti Jamsostek, Asuransi Kesehatan, tidak perna dinikmati.

"Sudah Tujuh bulan sy tidak pernah menerima gaji. Saya dan teman-teman komitmen untuk terus melakukan aksi mogok dan penyegelan Kantor PDAM sampai tuntutan kami terpenuhi. Selain itu, Dirut PDAM Pinrang, Sukur Muin, harus mundur," Ungkapnya dengan nada emosional.

Harun dan teman-temannya berjanji akan terus melakukan aksi mogok kerja dan menutup suplai air bersih bagi para pelanggan PDAM Pinrang jika tuntutan mereka tidak terpenuhi.

Sementara itu, salah seorang pelanggan PDAM, Hj Mastura, sangat menyesalkan adanya boikot dari para pengunjukrasa. Pasalnya, sudah tiga hari ini Hj. Mastura beserta anggota keluarganya tidak dapat menikmati air bersih karena air di rumahnya tidak mengalir.

"Sudah tiga hari ini kami tidak menikmati air bersih. Untuk Krbutuhan sehari-hari saya dan keluarga terpaksa mengkonsumsi air sumur yang tidak dijamin kebersihannya," ungkapnya sedih. (pijar)

Selengkapnya »»

Oknum LSM Memeras Direktur RSUD Nene Mallomo

Laporan: Syahlan

SIDRAP---Berkaitan dengan proses pemeriksaan yang Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nene Mallomo, Harman Haba dan Ketua LSM Formak Sidrap Abdul Karim oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Sidrap, sejumlah oknum yang mengtasnamakan Formak dan Harian ParePos, berusaha memeras Direktur RSUD Nene Mallomo Harman Haba.



Menurut Ketua Formak Abdul Karim, oknum tersebut meminta uang kepada staf RSUD Nene Mallomo sebesar Rp10 juta dengan imbalan laporan Formak di Kejari Sidrap akan dicabut. Selain mengatasnamakan Formak, oknum tersebut juga mengatasnamakan Harian ParePos, yang menjanjikan masalah tersebut tidak akan dikorankan.

“Tindakan mereka sangat merugikan kami. Masalah dalam proyek pengadaan Sistem Informasi Manajemen Kesehatan (SIM-K) RSUD Nene Mallomo kami munculkan, karena hal tersebut betul-betul merugikan keuangan negara, dan terindikasi kuat adanya penyelewengan dan pemborosan dana,” jelas Abdul Karim, yang juga berjanji akan mengusut siapa yang mendalangi upaya pemerasan tersebut. Lebih lanjut dijelaskan oleh Ketua Formak itu bahwa jika telah menemukan oknum yang bersangkutan akan mengadukannya kepada kepolisian, untuk diproses lebih lanjut.

Sementara berdasarkan pengakuan dari salah seorang staf di RSUD Nene Mallomo, dana yang diminta oleh oknum yang mengatasnamakan Formak dan ParePos itu, dana sebesar Rp10 juta itu akan dibagi oleh Formak dan Harian ParePos yang masing-masing mendapatkan Rp5 juta.

“Kita tidak pernah meminta apapun dari narasumber kita. Dan kejadian ini jelas-jelas merupakan pencemaran nama kami. Kita akan mengusut masalah ini sampai tuntas, apalagi kejadian seperti ini bukan yang pertama kalinya yang mengatasnamakan redaksi kami,” jelas Hamzah, wartawan Harian ParePos di Sidrap.

Sementara Direktur RSUD Nene Mallomo Sidrap, Harman Haba yang dikonformasi belum bersedia memberikan keterangan yang lebih rinci. Namun dia menjelaskan bahwa pihaknya memang pernah dimintai sejumlah uang oleh oknum yang mengatasnamakan LSM dan media massa.

”Untuk masalah permintaan sejumlah uang kepada kami yang berkaitan laporan Formak di Kejari Sidrap, saat ini kami masih melakukan koordinasi dengan sejumlah staf. Tapi permintaan seperti itu biasanya tidak dilayani karena memang seringkali sejumlah oknum memanfaatkan situasi yang ada,” jelas Harman Haba. Namun demikian, Direktur RSUD Nene Mallomo tersebut meyakini bahwa Formak dan Harian ParePos tidak akan melakukan pemerasan terhadap pemerintah.

Selengkapnya »»

DBD Mewabah Di Sidrap

Laporan: Hamzah

SIDRAP---Penyakit Demam Berdarah (DBD) terus menggejala di Kabupaten Sidrap. Hingga hari keempat Februari (4 Februari,red) telah tercatat 3 kasus DBD yang ditangani Rumah Sakit Nene Mallomo. Sementara untuk bulan Januari tercatat 26 kasus DBD. Dari 26 kasus tersebut hanya dua yang dirujuk ke Parepare.



Untuk bulan Januari dengan jumlah kasus 26 itu, dikabarkan 2 diantaranya sudah tidak terselamtkan lagi.
"Bulan januari memang tercatat paling banyak kasus dibandingkan bulan lainnya, dan di bulan Januari itu pula 2 pasien DBD meninggal dunia,"jelas Direktur rumah Sakit Nene Mallomo, Dr H Harman Haba M Kes.

Dari data yang diperoleh di Rumah sakit Nene Mallomo, jumlah kasus DBD setiap bulan mulai Januari 2007 cukup bervariasi. Dan setiap bulannya selalu terdapat kasus DBD, minimal satu kasus.Untuk bulan Desember saja tercatat ada 10 kasus, sementara untuk November hanya tercatat 2 kasus. Kasus terbanyak memang terjadi di awal 2008 dengan dengan jumlah kasus yang mencapai 26 kasus. Bahkan di bulan itu pula tercatat 2 kasus yang sudah tidak bisa tertangani.

Harman yang ditemui diruang kerjanya Senin 4 Februari kemarin, menyebutkan bahwa untuk tahun 2007 total kasus DBD yang ditangani Rumah Sakit Nene Mallomo sebanyak 64 kasus. Dari 64 kasus tersebut tercatat rata-rata dari kalangan usia anak-anak.

"Untuk itu kita berharap, ada perhatian masyarakat untuk agar senantiasa waspada dan melakukan penanggulangan merebaknya kasus DBD ini, kita selalu menghimbau untuk melakukan 3 M, Menguras, mengubur dan menutup. Ini untuk keselamatan bersama,"jelasnya.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan, dr H Syamsa Latief M Kes mengungkapkan bahwa di rumah sakit Nene Mallomo memang telah dirawat sejumlah pasien DBD. Berdasarkan laopran tersebut. Bupati Sidrap, HA ranggong langsung melakukan pantaun ke rumah sakit tersebut, untuk mengunjungi sejumlah pasien DBD yang ada di rumah sakit tersebut.

"Kita berharap agar masyarakat senantiasa mewaspadai gejala penyakit yang cukup berbahaya ini,"harapnya.

Selengkapnya »»

PPP Kebanjiran Pendaftar

Laporan: Hamzah

Sidrap---Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Sidrap, di hari terakhir dari jadwal pendaftaran calon Bupati dan wakil bupati, 4 Februari kemarin berhasil menggaet pendaftar sebanyak 13 orang. 13 orang yang dimaksud secara resmi telah mengambil formulir di Sekretariat PPP, dengan menyetor biaya pengambilan formulir sebesar Rp 1,5 juta.



Dari 13 figur yang telah mengambil formulir tersebut 7 diantaranya mendaftar sebagai calon Bupati dan 6 fihur lainnya mendaftar untuk calon wakil bupati. Mereka yang mendaftar selaku calon Bupati antara lain, Drs A Syahriwijaya MM, HS Parawansah, Syafiuddin A Ahmad, H Musyafir kelana An S Sos, Ir Saputra Paita, Drs HM Yusuf Paddong dan HM Rafiddin Hamous.

Sementara untuk posisi wakil tercatat nama Ir A Damis Dadda, H Adam Malik, Ir Agussalim Mando, Ir Hj Juriadi Abadi SE, Dr Haikal Ali dan Ir H Dollah Mando.

Juru Bicara Tim Pilkada PPP, Ahmadi jamil SH mengatakan bahwa dari sejumlah nama yang telah terjaring tersebut pendaftar yang belum mengembalikan formulir diberikan batas waktu pengembalian formulir sampai 11 Februari mendatang.

"Nama-nama itu juga nantinya akan dibahas dalam rapat diinternal partai, dalam penetapan calon kita akan menempuh sistem skooring, selain itu juga kita rencanakan akan menggunakan jasa lembaga survei,"jelas Ahmadi.

Ketua Tim Pilkada PPP, Ismail Bete menambahkan bahwa untuk kesempurnaan PPP sebagai sebuah kendaraan, ia menyebutkan bahwa PPP masih membuka diri terhadap partai lainnya untuk mencukupkan PPP yang hanya memiliki 4 kursi di legislatif itu sebagai satu kendaraan.

"Sebenarnya kita masih kurang satu kendaraan, makanya kita akan tetap memprioritaskan penggalangan partai pelengkap,"jelas Ismail.

Untuk menindak lanjuti berkas pendaftaran yang masuk, 13 pendaftar tersebut rencananya akan diverivikasi untuk selanjutnya bagi yang lulus berkas akan dipanggil untuk menyampaikan visi misinya.

Disinggung soal figur yang paling berpeluang dalam pendaftaran itu, Ahmadi menyebtukan bahwa semua memiliki peluang yang sama. bahkan Syafiuddin yang selama ini telah menklaim telah mendapatkan rekomendasi dari PPP, oleh tim pilkada dijelaskan bahwa itu telah di klarifikasi.

"Yang jelas sekarang semua punya peluang yang sama tidak ada yang bisa klaim menklaim, semua tergantung mekanisme partai,"jelasnya.

Selengkapnya »»

Tentang Pengabdian

Cerpen Kritikan
Oleh : Abdillah.MS (Radio Elshinta Jkt)

Ini tentang kekecewaan. Ini tentang sebuah tuntutan. Dan ini tentang sebuah pengabdian.Ia masih saja berbicara. Bicara layaknya seorang orator yang sedang berpidato di depan ratusan orang.



Tujuannya jelas, hanya untuk menarik perhatian. Ia berceramah tentang hak dan kewajiban, bak seorang pemuka agama yang selalu mengumandangkan keadilan. Keadilan yang bagi mereka seperti mencari air di atas gurun pasir. Sangat gersang, dan sangat kecil kemungkinan bagi mereka untuk bisa mendapatkannya.

Perjuangannya hanya menghasilkan sebuah penantian panjang, seperti seorang anak kecil yang mengenakan baju super hero. Ia selalu membayangkan menjadi yang terkuat dan selalu datang untuk menegakkan keadilan dan kebenaran. Tapi, tingkahnya seperti teriakan-teriakan anak kecil sambil berlari. Terasa sangat percuma. Dan akhirnya, ia sendiri merasa bosan karena selalu menjadi orang lain. Ia pun kemudian melepaskan baju yang ia kenakan. Dan sekarang berganti dengan baju kumal yang selama ini ia tutupi. Baju yang hanya membuatnya merasa gerah dan tidak betah. Baju yang penuh dengan debu dan kotoran, setelah seharian ia bermain-main di atas lumpur. Memang, ia berhasil mengajak teman-teman sebayanya untuk bermain bersama. Tapi, itu hanya sesaat saja. Tak ada yang berlangsung lama. Nampak sangat abstrak. Semuanya terasa kosong.

Kejadian berikutnya adalah, mereka mendapatkan amarah karena dianggap telah bergumul dalam kotoran yang bisa menimbulkan penyakit kronis yang bisa membunuh orang satu rumah. Si orang tua mereka pun lantas menyuruh mereka masuk dan membersihkan diri, karena takut rumah mereka hanya akan dijadikan sebagai sarang virus dan bakteri berbahaya.

Ini tentang kekecewaan. Ini tentang sebuah tuntutan. Dan ini tentang sebuah pengabdian.
Anak kecil, tetap saja anak kecil. Mereka kembali membicarakan peran mereka masing-masing saat mengenakan baju super hero. Sungguh sangat meriah. Bagi mereka, terlalu sayang untuk dilepaskan, karena memang sangat menarik. Ini hanya masalah waktu saja, ini hanya masalah kesempatan yang membutuhkan keberanian sampai kahirnya mereka sadar, bahwa peran mereka hanya ada dalam cerita. Hanya ada dalam televisi. Dan hanya ada dalam dunia maya.

“Ini kesalahan manajemen.”
“Maksud kamu….?.”
“Setiap orang tidak boleh melewati batas.”
“Batas apa…?.”
“Batas tindakan dan kewenangan untuk menetapkan kebijakan, karena itu sangat sensitif untuk disentuh.”

Ia masih saja berbicara. Ia mengibaratkan perjalanan yang ia lakukan adalah sebuah perlombaan dayung. 15 orang mendayung sebuah perahu berkepala naga di atas danau yang tak pernah bertepi. Start pertama, puluhan meter dilalui dengan ringan. Semuanya berjalan dengan lancar dan penuh dengan semangat.Tapi, setelah sampai di pertengahan, si Nakhoda mulai terdiam. Tidak ada lagi teriakan-teriakan yang memicu jantung anak buahnya untuk bergerak lebih cepat lagi. Mereka pun mulai canggung. Satu persatu mulai memperlambat gerakan, hingga tinggal beberapa orang yang masih saja tetap bertahan untuk berjalan.

Ini tentang kekecewaan. Ini tentang sebuah tuntutan. Dan ini tentang sebuah pengabdian.
Mereka seakan tak pernah merasa basi untuk membicarakan topik itu. Selalu saja hangat untuk diperbincangkan, bahkan untuk diperdebatkan. Tapi sayang, semuanya tidak sejalan dengan tindakan. Tentu saja, karena itu semua hanyalah omong kosong. Dan bukan hanya di kantor, bahkan perbincangan itu sampai juga di warung kopi, bak para politisi yang saat ini lebih senag untuk membicarakan hal-hal yang bersifat politisi di warung-warung kopi. Memang terasa sangat mengenakan. Bagi mereka, sangat sayang untuk dibiarkan begitu saja berjalan. Ini hanyalah masalah kesempatan saja. Mereka hanya punya waktu, tetapi sayang tidak punya kuku untuk mencengkram. Mereka hanya punya lidah, tetapi tidak punya gairah yang akhirnya berujung para perasaan resah. Mereka hanya punya otak, tetapi tetapi tidak punya gertak yang akan mebuat mereka kuat. Karena ini hanya masalah pengabdian.

“Kita tidak bisa seperti ini terus...!.”
“Tetapi apa daya kita…?.”
“Itulah yang harus kita pikirkan sekarang.”
“Sampai kapan pun tidak akan pernah berhasil.”
“Jangan pesimis.”
“Ini bukan masalah pesimis, ini berkaitan dengan kemaslahatan.”
“Tetapi, bagimana kemaslahatan akan tercapai, jika kita pesimis.”

Hanya dialog itu yang selalu terdengar. Hanya celotehan burung camar kecil yang tidak punya nyali untuk menyeruak lautan untuk mendapatkan seekor ikan guna dimakan. Hanya ada kebingungan. Terus saja terbang di atas air, sambil meneriakkan kebenaran. Tapi sebuah kebenaran yang tak pernah terbukti, dan tidak pernah menjadi kenyataan. Saat ini, yang ada hanya ketakutan. Dan yang ada hanya kekecewaan. Karena ini seudah menjadi pengabdian.

“Lihatlah mereka yang telah berjaya sekarang. Itu semua karena mereka punya keberanian.”
“Keberanian….?.”
“Ya….!. Kita tidak boleh takut, jika kalian menginginkan perubahan.”
“Ha….perubahan. Jangan pernah bermimpi.”
“Kalian selalu saja kala sebelum berperang.”

Dialog itu hanya membuat suasana semakin panas. Tak ada peredam yang bisa mendinginkan keadaaan. Tak ada mentari sejuk yang datang menerobos lobang-lobang genteng dan gorden, sekedar untuk memberikan pencerahan. Terasa sangat panas.

Ini tentang kekecewaan. Ini tentang sebuah tuntutan. Dan ini tentang sebuah pengabdian.
Ia masih saja berteriak dengan lantang. Ia memberanikan diri untuk bertindak, tapi berhenti karena di cap sebagai pemberontak. Ia merasa terkungkung. Ia menginginkan menjadi seorang Munir, tapi tak pernah mempunyai kekuatan untuk menciptakan kebersamaan. Sekali lagi, hanya dalam ocehan-ocehan, bualan, dan teori-teori yang masih membutuhkan pembuktian. Smenetara mereka melihat ada sebuah gunung tinggi yang terlalu tinggi untuk di daki. Terlalu curam untuk dipanjat. Dan gunung itu terlalu kokoh untuk dirobohkan. Tapi, ia terus saja berusaha untuk naik.

Kendati kakinya terasa sangat sakit. Sementara itu, jari-jarinya terasa kram. Sebuah perjuangan yang mungkin baginya bisa menghasilkan kebanggaan. Ia tahu dengan sebenar-benarnya, gunung itu terlalu angkuh. Ia merasakan dengan kepekaan hatinya, gunung itu terlalu berbahaya.

“Tidaklah kalian lihat, kita sekarang sudah berada diambang kehancuran.”
“Kami melihatnya…”
“Lantas…kenapa kalian diam. Saya membutuhkan dukungan kalian untuk melakukan perubahan.”
“Dukungan seperti apa….?.”
“Masa kalian tidak bisa berpikir….!.”
“Sudahlah, hentikan ocehanmu itu. Dan biarkan semuanya berjalan dengan apa adanya.”

Ini tentang kekecewaan. Ini tentang sebuah tuntutan. Dan ini tentang sebuah pengabdian.
Sementara itu, si juru kunci terus saja membual dengan janji-janjinya. Si juru kunci hanya terus berkoar-koar, tapi ucapannya bagaikan susu basi yang hanya akan membuat kami muntah-muntah. Yach….karena memang tak pernah terbukti. Dan kami sudah bosan. Kami tak percaya lagi. Kami siap-siap untuk pergi. Karena kami tak melihatnya lagi sebagai susu murni yang bisa menyegarkan tubuh kami.

Selengkapnya »»