SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Minggu, 02 Maret 2008

Polisi Diminta Tegasi Pembom Ikan

Laporan : Darwiaty

PINRANG---Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan LSM Pemberdayaan Potensi Masyarakat Pesisir (P2MP) Pinrang mdendesak kepada petugas kepolisian untuk menindak tegas pelaku pemboman ikan yang belakangan semakin marak terjadi di wilayah pesisir pantai di Kecamatan Suppa.

Ketua HNSI Pinrang H Ramli P mengaku pihaknya sudah lama mendapat informasi tekait aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan bom ikan di wilayah Kecamatan Suppa Pinrang. Untuk itu pihaknya meminta kepada aparat khususnya kepolisian memberikan perhatian khusus terhadap pengeboman ikan di perarairan wilayah tersebut.



Jika dibiarkan, dikhawatirkan bisa berimbas buruk pada ekosisten laut utamanya terumbu karang yang akan semakin hancur, dimana untuk mengembalikan keremajaannya dibutuhkan waktu hingga puluhan tahun. "Kalau itu biarkan maka terumbu karang akan hancur, akibatnya abrasi pantai dan bibit ikan akan mati secara keseluruhan tentunya nelayan dirugikan. Itu itu kami minta pihak yang terkait utamanya kepolisian memberikan perhatian khusus terhadap bom ikan ini," katanya.

Secara terpisah Ketua LSM Pemberdayaan Potensi Masyarakat Pesisir (LP2MP) Kabupaten Pinrang M Tahir menegaskan, selaku lembaga yang membidangi masyarakat pesisir tentunya mengharapkan kepada aparat agar memberikan perhatian secara serius terhadap pelaku bom ikan.

Menurutnya, maraknya bom ikan tersebut dilakukan oleh masyarakat pasti ada dibelakangnya oleh petugas. Pasalnya, masyarakat tidak mungkin berani melakukan setiap hari jika tidak punya alasan yang mendasar. "Kita tahu masyarakat itu takut sama petugas apalagi melakukan kesalahan, tetapi kalau ada yang membekinginya pasti berani melakukan. Hal tersebut sangat disesalkan jika bom ikan itu selalu ada yang meledak di wilayah ini padahal aparat sudah banyak ditugaskan," katanya.

Selengkapnya »»

10 Anak Menderita Gizi Buruk Di Lero Pinrang 1 Meninggal

Laporan: Syahlan

PINRANG---Meski termasuk sebagai pemasok pangan terbesar di Kawasan Timur Indonesia, ternyata Pinrang menyimpan cerita duka bagi sejumlah anak-anak di Desa Lero Kec Suppa Pinrang. Berdasarkan catatan Kepala Desa Lero Sudirman Ibrahim, dan Kader Kesehatan di desa itu Supiati, selama tahun 2008 ini tercatat sebanyak 10 orang anak menderita gizi buruk di Desa Lero.

Bahkan menurut Supiati, salah seorang anak yang menderita gizi buruk Riswan, meninggal dunia awal tahun ini. Diceritkan olehnya bahwa saat meninggal, berat badan Riswan yang berusia dua tahun hanya 10 kilogram. “Padahal untuk usia anak seperti itu, berat badan idealnya adalah 18 hingga 20 kilogram,” jelasnya.



Lebih lanjut dijelaskan oleh Supiati bahwa selain Riswan, masih ada sejumlah anak yang kondisinya sangat buruk. Dicontohkannya Wandi (9 bulan) yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lasinrang Pinrang sejak Sabtu kemarin (01/03). “Kondisinya sangat memprihatikan, makanya kita minta kepada keluarga untuk membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang intensif. Kalau tidak demikian, kita takut akan terjadi apa-apa dengan anak itu,” katanya.

Banyaknya warga yang menderita gizi buruk di Desa Lero, diakui oleh Kepala Desa Lero Sudirman Ibrahim. Menurutnya, penyebab banyaknya penderita gizi buruk di desanya adalah banyaknya warga miskin. “Pada umumnya warga di sini bekerja sebagai pelaut, sehingga sangat bergantung dengan cuaca. Jika cuaca buruk, mereka tidak bekerja. Jadi otomatis tidak ada penghasilan keluarga,” jelasnya.

Lebih lanjut dijelaskan Sudirman Ibrahim bahwa selain pekerjaan mereka yang tidak jelas, lingkungan yang cukup kumuh juga membuat warga sangat rentan dengan berbagai penyakit. Oleh sebab itu dia meminta kepada Pemkab Pinrang agar memberikan perhatian kepada warga Lero yang berada dibawah garis kemiskinan.

“Tentu saja kami juga senantiasa meminta kepada warga agar menjaga kesehatan. Terutama kepada anak-anak agar diberi asupan gizi yang cukup. Pemerintah juga diminta agar senantiasa memberikan bantuan kepada keluarga yang salah satu anggotanya menderita gizi buruk. Mudah-mudahan masalah ini cepat selesai,” jelasnya.

Sebenarnya sudah ada 15 rumah warga yang mendapatkan bantuan rumah sehat dari Pemkab Pinrang, yang disebut perumahan swadaya, kata Sudirman Ibrahim. Namun saat ini pembangunannya belum selesai, tapi MCK-nya (mandi, cuci, kakus-red) rumah rampung.

Bantuan yang dijelaskan oleh Kepala Desa Lero tersebut, justru dibantah oleh Nurdiah (63 tahun), salah seorang warga miskin di desa itu. Menurutnya sejak tahun lalu, dia belum pernah menerima bantuan apapun untuk pembangunan rumahnya. Tapi dia tidak membantah jika Pemkab Pinrang memberikan bantuan berupa sembako kepada cucunya, Wandi (3 tahun) yang juga menderita gizi buruk.

“Kalau bantuan perbaikan rumah, tidak ada. Tapi kalau bantuan untuk Wandi, kami menerima sejumlah paket biskuit, susu dan beras tahun lalu. Tapi tahun ini tidak ada lagi, padahal kami masih sangat membutuhkan bantuan dari Pemkab Pinrang karena Wandi belum sembuh benar,” jelas Nurdiah, yang juga menjelaskan bahwa selama ini cucunya hanya diberi air tajin sebagai pengganti susu.

Dijelaskannya juga bahwa orang tua Wandi, Anwar dan Ria, tidak mempunyai perkejaan tetap, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhan gizi anaknya. Apalagi untuk biaya perawatan Wandi jika dibawa ke rumah sakit. “Anwar hanya seorang tukang batu, gajinya saja tidak mampu menutupi kebutuhan sehari-hari. Kami sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah agar bisa menyembuhkan penyakit Wandi,” tandasnya.

Selengkapnya »»