SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Senin, 03 Maret 2008

Kekurangan Gizi Di Lumbung Pangan


Laporan: Syahlan

PINRANG---Bukan hanya sepuluh balita di Desa Lero Kec Suppa Pinrang kekurangan gizi, yang berujung pada kematian Riswan (2) awal tahun ini. Tapi sekitar 33 orang anak lainnya di sejumlah kecamatan di Pinrang, juga menderita penyakit yang sama. Bahkan balita bernama Nisa (3 bulan) di Desa Kasera Lau Kec Batulappa Pinrang, juga meninggal dunia awal tahun ini.

Jadi secara total dari akhir tahun lalu hingga sekarang, tercatat sebanyak 43 kasus gizi buruk di Pinrang, dengan korban jiwa dua anak. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Sub Dinas Kesehatan Keluarga dan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Pinrang, Dyah Puspita Dewi. “Sepuluh orang diantaranya pernah dirawat di rumah sakit karena kondisinya sangat parah, sedang 33 orang lainnya tidak begitu parah,” jelasnya.



Banyaknya anak-anak yang menderita gizi buruk diakui oleh Bupati Pinrang H A Nawir. Diakuinya bahwa sebanyak sepuluh anak memang menderita gizi buruk di Desa Lero Kec Suppa Pinrang. Namun dia tidak mengetahui adanya penderita yang meninggal dunia. Begitupun dengan 33 orang penderita gizi buruk lainnya yang tersebut di sejumlah kecamatan di Pinrang.

“Memang Desa Lero termasuk daerah paling miskin di Pinrang. Pekerjaan warganya juga tidak tetap, sehingga mereka sangat sulit memenuhi kebutuhan keluarga. Makanya banyak anak-anak yang menderita gizi buruk di daerah itu,” jelas Bupati Pinrang itu.

Namun demikian, dia mengaku telah memberikan bantuan kepada sejumlah keluarga yang mempunyai anak yang menderita gizi buruk. Bantuan yang diberikannya berupa beras, susu, minyak goreng dan berbagai macam sembako lainnya. “Namun karena pada umumnya mereka mempunyai banyak anggota keluarga, maka bantuan tersebut tidak mencukupi,” jelas H A Nawir.

Lebih lanjut dia menjanjikan akan segera melakukan peninjauan ke sejumlah desa, terutama Desa Lero untuk melihat kondisi warga yang menderita gizi buruk. Selain itu, dia juga menjanjikan untuk membebaskan biaya perawatan bagi penderita yang dirawat di rumah sakit di Pinrang.

Janji yang sama untuk membebaskan biaya perawatan juga disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lasinrang Hasniah Suandi. Menurutnya, biaya perawatan bagi penderita gizi buruk akan ditanggung melalui program Askeskin. “Semua akan digratiskan, mudah-mudahan dengan adanya program ini, dapat membantu warga miskin yang ada di Pinrang,” jelasnya.

Ironisnya, janji Bupati Pinrang H A Nawir dan Direktur RSUD Lasinrang Hasniah Suandi, seakan janji belaka. Berdasarkan penuturan Hasdiana, ibu balita bernama Wandi (9 bulan) yang dirawat di RSUD Lasirang karena menderita gizi buruk, justru dikenakan biaya pengobatan oleh rumah sakit.

“Sejak Sabtu siang hingga sekarang (Senin, 03/03) sudah ada biaya sebanyak Rp85.000 yang saya keluarkan untuk biaya pengobatan. Padahal menurut kabar yang pernah saya dengar, warga miskin akan digratiskan biaya perawatan. Ini sungguh berat, apalagi terus terang saya tidak punya uang untuk membayar biaya perawatan,” jelasnya.

Dijelaskan oleh Hasdiana bahwa jika dalam beberapa hari kedepan RSUD Lasinrang tetap memberikan pungutan untuk biaya perawatan anaknya, maka dia memutuskan untuk melakukan perawatan di luar rumah sakit kepada anaknya. “Disini kami sangat menderita, karena tidak ada keluarga di sekitar sini yang membawakan makanan. Sementara kita juga tidak punya uang untuk membeli makanan di warung sekitar sini,” jelasnya sambil menangis. Sementara berat badan Wandi saat ini hanya sekitar 2,5 kilo gram, sementara berat badan ideal untuk anak seusianya sekitar 10 hingga 15 kilogram.

Pemasok Pangan Nasional

Banyaknya anak-anak yang menderita gizi buruk di Pinrang seakan-akan menjadi tamparan keras bagi Bupati Pinrang H A Nawir, sehingga pada Senin (03/03) kemarin, dia langsung mengumpulkan sejumlah SKPD yang bertanggung jawab dengan masalah kesehatan di Pinrang di ruang kerjanya.

Banyaknya penderita gizi buruk sangat sangat kontras dengan sejumlah penghargaan yang diterima H A Nawir tahun lalu. Pada Senin 17 Desember lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan penghargaan Anugerah Pembangunan Manusia Indonesia tahun 2007 kepada Bupati Pinrang itu di Istana Negara. Di tahun yang sama, dia juga pernah menerima pengharaan sebagai pemasok pangan nasional, juga dari presiden.

Kabupaten Pinrang termasuk sentra pertanian bahkan gudang beras dan sebagai penyuplai pangan untuk mendukung ketahanan pangan, karena lebih dari 80 persen penduduknya bergerak di sektor pertanian. Artinya jika sektor pertanian dalam arti luas ini berhasil mengangkat kesejahteraan masyarakat, maka lebih dari 80 persen penduduk Pinrang akan menikmatinya.

Kabupaten Pinrang termasuk dalam Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet Parepare), sehingga dalam setiap kegiatan promosi Kapet di luar negeri. Pinrang juga ikut diperkenalkan potensi sumber daya alamnya. Investor yang berminat juga ikut dijanjikan berbagai kemudahan untuk berusaha dikawasan Kapet seperti kemudahan pengurusan perizinan dan keringanan pajak. Sebagai bagian dari wilayah Kapet Parepare kesempatan ini dimanfaatkan Pinrang untuk menggaet investor dan mencari peluang pasar. Disamping penghasil beras, terdapat juga beberapa komoditi seperti jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau dan lain-lain.

Hasil-hasil pertanian dikabupaten Pinrang adalah
1. Padi; luas panen 78.578 ha dan hasil produksi 413 072 ton
2. Jagung; luas panen 805 ha dan hasil produksi 2.398 ton
3. Kedelai; luas panen 245 ha dan Produksi 431 ton
4. Kacang tanah; luas panen 87 ha dan produksi 108 ton
5. Kacang Hijau, luas panen 351 ha dan produksi 477 dan
6. Ubi Jalar, luas panen 88 ha dan hasil produksi 995 ton.