SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Rabu, 27 Februari 2008

Puluhan Hektar Tanaman Padi Siap Panen Terendam Banjir


Laporan: Syahlan

SIDRAP---Puluhan hektar tanaman padi di Kec Tellu Limpoe Sidrap terendam banjir. Air terlihat mulai mengenangi tanaman siap panen itu sejak Minggu malam (24/02) hingga Senin (25/02). Akibat banjir, hanya sekitar lima senti meter tanaman padi tersebut tampak di permukaan. Menurut Suedi, salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi tersebut, akibat banjir, tanaman tersebut akan gagal panen.


“Biasanya tanaman padi yang buahnya mulai menguning, tidak boleh terendam air karena batangnya akan busuk. Akibatnya, tanaman tersebut akan tumbang dan rusak,” jelas Suedi, yang juga menjelaskan bahwa kalaupun petani berkeras memanen padinya, maka beras yang dihasilkan akan berwarna merah dan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Sementara menurut Beddu Talib salah seorang petani penggarap di lokasi tersebut, dengan adanya banjir itu, maka dipastikan panen tahun ini di lokasi itu gagal total. Menurutnya, hal itu dikarenakan tidak adanya saluran air yang bisa mengalirkan air yang menggenangi tanaman padi itu ke tempat lain.
“Jadi kita tidak tahu akan berbuat apa lagi. Seandainya di sini ada saluran yang bisa mengalirkan air ke tempat lain, maka kami segera usahakan sebelum kerusakan yang terjadi terlalu parah. Kami hanya berharap mudah-mudahan air cepat surut dan kerugian yang dialami tidak terlalu besar,” pasrah Beddu Talib.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa dengan kondisi seperti itu, maka dipastikan petani di sekitar lokasi itu akan mengalami kerugian yang sangat besar. Dia kemudian merinci biaya yang dikeluarkannya mulai dari pengolahan lahan, hingga menjelang panen. “Apalagi beberapa waktu yang lalu harga pupuk mengalami kenaikan, begitupun dengan obat-obatan hama. Kerugian yang saya derita akibat kegagalan panen ini, kira-kira mencapai Rp8.000.000 hingga Rp10 juta,” tandas bapak empat orang anak itu.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sidrap Mansyur Panggala, membenarkan tidak adanya saluran air di sekitar lokasi tersebut. Menurutnya, seharusnya Pemkab Sidrap memikirkan untuk membangun saluran air di sekitar lokasi yang memang langganan banjir itu.
“Kejadian seperti itu terjadi hampir tiap tahun, seharusnya Pemkab lebih peka dengan persoalan itu. Jika hal ini terus dibiarkan, maka warga akan terus-menerus mengalami hal yang sama tiap tahunnya. Kasihan mereka,” terangnya.
Lebih lanjut dijelaskanya bahwa selama ini memang terkesan kurang perhatian dengan masalah pertanian. Padahal Sidrap adalah daerah penghasil utama tanaman pangan itu di Sulsel. “Buktinya, Pemkab Sidrap tidak segera tanggap dengan kelangkaan pupuk beberapa waktu yang lalu. Padahal petani sudah sangat membutuhkan pupuk,” tandas legislator asal Partai Golkar itu.
Dihubungi terpisah, Sekkab Sidrap Drs H Hasanuddin Syafiuddin MSi menanggapi musibah tersebut mengaku akan segera melakukan tinjauan ke lokasi bencana. Namun dia mengaku tetap menunggu laporan dari camat di mana bencana tersebut terjadi. “Kita akan tetap turun, tapi sayangnya hingga saat ini belum ada laporan dari camat mengenai hal itu,” ujarnya.
Luas lahan tanaman padi di Sidrap saat ini mencapai 65.426,84 Ha, yang terdiri dari sawah irigasi teknis dan sawah tadah hujan. Dengan lahan seluas itu, setiap musim tanam Sidrap mampu menghasilkan gabah sekitar 438.799,20 Ton, dengan rata-rata produksi mencapai 67,07 kuintal per Ha.