SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Kamis, 20 Maret 2008

Tiga Pasien DBD Kritis di Rumah Sakit

12 Pasien Dirawat Inap

Laporan: Ridwan Putra

PAREPARE---Tiga bocah yang menjadi pasien demam berdarah (DBD) masih dalam kondisi kritis sejak dirawat inap di Rumah Sakit Umum (RSU) A Makkasau hingga kemarin, Selasa (18/3).

Tiga bocah tersebut, ialah Kristin (6), Sahrah (4), dan Rizka (10). Tiga bocah warga Kota Parepare tersebut masih terbaring lemas dan di atas kasur perawatannya karena hingga kemarin, kadar trombosit darah mereka masih dibawah 150 ribu.

Menurut Kepala Humas RSU A Makkasau Ridwan Guz, pasien anak DBD dianggap sudah membaik jika ukuran trombosit darahnya mencapai 150 ribu hingga 400 ribu, ”Ketiganya masih kritis karena kadar trombosit darahnya dibawah 100 ribu,” sebutnya.



Yang cukup memprihatinkan adalah kondisi Rizka yang mengalami berak darah dan hingga siang kemarin kadar trombosit darahnya makin menurun dari 82 ribu menjadi 36 ribu. Rizka yang ditemani ibunya, Senggang, juga masih diberi infuse untuk menunjang asupan makanan ke dalam tubuhnya.

Menurut Renggang, di tempat tinggalnya di wilayah perbukitan timur Parepare, Kampung Lariang Nyarangnge, Kecamatan Bacukiki, seorang anak tetangganya bahkan meninggal pekan lalu akibat demam berdarah dan tidak sempat di bawa ke rumah sakit.

Ibu rumah tangga ini mengeluhkan fasilitas air PDAM di lingkungan tempat tinggalnya yang sudah tidak jalan selama setengah bulan. Kondisi itu diduga mempengaruhi kondisi kesehatan warga karena tidak memperoleh air bersih lagi dari PDAM.

”Sejak setengah bulan air PDAM tidak jalan sehingga kita hanya memperoleh air dengan mengambil air di sungai untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkapnya.

23 Kasus

Di RSU A Makkasau sendiri, ada sebanyak 12 pasien anak yang menjalani rawat inap akibat terserang DBD. Dari 12 pasien tersebut, lima pasien dinyatakan positif DBD termasuk Rizka, Kristin, dan Sahrah, sementara tujuh lainnya dilaporkan masih suspek DBD.

Ridwan Guz menilai, mulai maraknya pasiennya DBD saat ini akibat perubahan cuaca yang tidak menentu, “Kondisi ini memang seringkali terjadi di saat-saat peralihan musim tiap tahunnnya dan itu juga dipengaruhi kondisi kebersihan lingkungan sendiri,” katanya.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Parepare, tercatat sebanyak 69 kasus DBD di parepare yang dinyatakan positif dan 11 jasus suspek sejak Januari hingga Maret 2008. Disebutkan, pada Bulan Januari ada 25 kasus, Februari 42 kasus, dan Maret 23 kasus.

”Dari 23 kasus yang terlapor, 13 di antaranya dinyatakan positif DBD,” jelas Kepala Sub Dinas Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P3) Dinas Kesehatan Kota Parepare Sumarni Mawi.

Senada dengan Ridwan, SUmarni mengaku, meningkatnya penyakit DBD yang diakibatkan nyamuk aides aegepty itu saat ini dikarenakan kondisi cuaca yang tidak menentu yang kadang dingin disertai hujan lalu disusul panas.

”Penyakit ini tidak bisa kita hilangkan di Parepare karena Parepare sudah menjadi daerah endemis penularan DBD. Dimana-mana bisa ditemukan nyamuk demam berdarah. Kita hanya bisa mencegahnya dengan menjaga kebersihan lingkungan,” paparnya.

Karena itu, selain pemerintah setempat telah berusaha melakukan penyemprotan dan penyebaran abate, juga sangat dihimbau adanya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya.

Data DBD di Parepare 2008: 69 kasus (11 diantaranya suspek)
-Januari: 25 kasus
-Februari: 42 kasus
- Maret 23 kasus.