SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Rabu, 13 Februari 2008

Puluhan Rumah Rusak Diterjang Angin Ribut

Laporan: Alfiansyah Anwar

PINRANG---Sedikitnya 48 rumah warga di Desa Ujung Lero, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan rusak diterjang angin ribut. Tujuh rumah diantaranya rusak parah. Umumnya, kerusakan rumah pada bagian atap dan dinding.

Salah satu rumah yang mengalami kerusakan parah yakni milik Kepala Desa Lero, Sudirman Ibrahim. Hampir seluruh atap seng rumah panggung itu diterbangkan angin. Beruntung tak ada korban jiwa atau pun luka dalam peristiwa tersebut.


Hingga kini, korban bencana angin ribut ini belum mendapat bantuan dari pemerintah kabupaten. Padahal umumnya, warga di Desa ini tergolong miskin. Pekerjaan mereka rata-rata sebagai nelayan.

Menurut Kepala Desa Ujung Lero, Sudirman Ibrahim, dari 48 rumah yang terkenda angin ribut. Tujuh rumah diantaranya rusak parah. Sambil menunggu bantuan, sebagian warga sudah memperbaiki rumahnya secara swadaya. Para tetangga dan kerabatnya ikut bergotong royong memperbaiki rumah yang rusak tersebut.

“Kami secara gotong royong memperbaiki rumah yang rusak akibat angin kencang tersebut. Warga juga masih menunggu bantuan dari pemerintah kabupaten,” kata Sudirman kepada Media Indonesia, Kamis (14/2).

Abrasi Pantai

Dalam satu pekan ini, angin ribut sudah dua kali menghantam permukiman warga. Wilayah ini memang rawan, sebab berada di pesisir laut. Selain ancaman angin kencang, warga Desa Lero juga terancam abrasi pantai akibat gelombang tinggi.

Hingga saat ini, sebanyak enam rumah warga sudah rusak akibat abrasi pantai. Ratusan rumah lainnya juga mulai terancam abrasi.

Salah seorang warga, Ahmad Syarif (32 tahun), mengatakan, tingginya gelombang akibat cuaca buruk kerap masuk ke permukiman warga di desa tersebut. “Suda ada enam rumah rusak parah. 200 lebih rumah lainnya kini terancam bernasib sama, kalau pemerintah tidak secepatnya membuat pemecah ombak di sekitar permukiman,” ujar Ahmad.

Untuk meredam gelombang, sebagian warga kini membuat tanggul penahan ombak darurat. Namun upaya tersebut tidak banyak menolong. Air pasang tetap saja masuk ke areal permukiman.
Warga di desa ini berharap Pemerintah Kabupaten Pinrang membuat tanggul pemecah ombak di pesisir pantai. Selain merusak rumah, gelombang tinggi juga merusak fasilitas umum seperti dermaga bagi nelayan. Bahkan proyek yang baru selesai tahun 2007 tersebut ambruk diterjang ombak.

Sekretaris Camat Suppa, Muhammad Aswin, sudah melakukan peninjauan ke lokasi korban abrasi dan angin ribut, Kamis (14/2). “Untuk korban angin ribut bantuannya segera dikucurkan oleh pemerintah kabupaten. Sedangkan untuk korban abrasi, sementara dalam pendataan. Pemerintah juga akan berupaya membuat tanggul pemecah ombak di sekitar permukiman warga,” kata Aswin.