SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Selasa, 11 Maret 2008

Flu Burung Kembali Serang Sidrap

Ribuan Ayam Mati Mendadak di Desa Pakenya

Laporan: Syahlan

SIDRAP---Kepastian tersebut didapat setelah Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Sidrap melakukan pemeriksaan terhadap ribuan ayam yang mati mendadak di Desa Pakenya Kec Maritengae Sidrap beberapa waktu yang lalu. Menurut Kepala Disnakan Sidrap Decky A Gunardi, ribuan ayam yang meninggal di desa itu positif terserang virus H5N1 itu.

“Kita telah melakukan pemeriksaan terhadap ribuan ayam yang mati itu, dan telah dipastikan penyebab kematiannya karena virus flu burung. Namun kami telah melakukan upaya antisipasi berupa penyemprotan kandang ayam di desa itu dan juga melakukan vaksinasi pada ayam yang masih sehat,” jelas Kadisnakan itu.



Lebih lanjut dijelaskan oleh Decky A Gunardi bahwa untuk mengantisipasi penyebaran virus itu, Disnakan menugaskan tim yang beranggotakan empat orang untuk terus memantau penyebaran virus itu di Sidrap. Dijelaskannya juga bahwa tim itu dibekali dengan sejumlah obat-obatan untuk segera melakukan penanganan jika menemukan kasus flu burung di masyarakat.

“Mudah-mudahan virus itu tidak menyebar di Sidrap, karena dampaknya sangat besar bagi peternak yang ada di sini. Seperti yang terjadi pada tahun 2005 lalu, ratusan ribu ayam buras (bukan ras-red) mati karena flu burung,” tandasnya.

Serangan virus flu burung yang menyerang ayam petelur warga di Sidrap mencapai miliaran rupiah. Sehingga hingga saat ini sejumlah peternak mengaku masih sangat trauma dengan kejadian ayamnya yang mati mendadak.

Menurut pengakuan salah seorang peternak ayam di Desa Pakenya Kec Maritengae Sidrap Muchlis, sebanyak 3000 ternak ayamnya tiba-tiba mendadak mati. Tidak diketahui penyebabnya, karena tidak ada gejala penyakit sebelumnya. Dan sejauh ini Muchlis diperkirakan menderita kerugian sebanyak Rp60 juta rupiah. Sedang H. Rasma mengaku sebanyak 1700 ekor ayam rasnya juga mati mendadak. “Saya tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak ada gejala awal yang menyerang ayam tersebut, jadi tiba-tiba saja mati,” jelas H. Rasma, dan sejauh ini pihaknya mencatat kerugian sekitar Rp34 juta.

Sidrap merupakan daerah paling rawan terserang virus H5N1 mengingat daerah itu merupakan populasi unggas terbesar di kawasan timur Indonesia. Saat ini, populasi jenis ayam ras petelur berjumlah 2.503.721. Sedangkan populasi ayam buras mencapai 1.761.401 ekor.