SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Jumat, 14 Maret 2008

Ratusan Hektar Tanaman Padi Terendam Banjir


Kerugian Ditaksir Rp850 Ribu Per Hektar

Laporan: Syahlan

PINRANG---Ratusan hektar tanaman padi di Desa Samaulue Kec Lanrisang Pinrang mulai terendam air bah sejak tiga hari yang lalu. Menurut salah seorang warga Sabir, air yang menggenangi ratusan hektar sawah tersebut adalah banjir kiriman dari Kec Watang Sawitto dan Mattiro Bulu Pinrang. Lebih lanjut menurutnya, banjir serupa selalu menggenangi daerah itu setiap tahun.

“Selain ratusan hektar sawah, juga terendam puluhan rumah. Padahal baru tujuh hari yang lalu kami menabur bibit padi, semuanya dipastikan hanyut terbawa air sehingga kami harus tabur ulang bibit padi,” jelasnya.



Dijelaskannya juga bahwa biaya pengadaan bibit padi untuk satu hektar sekitar Rp250 ribu, sedang biaya pengolahan lahan sekitar Rp600 ribu. “Jadi kerugian yang kami derita sekitar Rp850 ribu per hektar sawah,” tandas Sabir, yang meminta agar Pemkab Pinrang memberikan bantuan agar usaha pertanian warga di desa itu tetap dilanjutkan.

Hal senada juga dijelaskan oleh M Idris. Dikatakannya bahwa banjir yang menggenangi lahan persawahan dan perkampungan di Desa Samaulue dikarenakan pendangkalan saluran air yang melintasi desa itu. “Untuk memperlancar air, maka kedalaman saluran itu harusnya lima sampai enam meter. Tapi saat ini kedalamannya hanya sekitar dua sampai tiga meter,” jelasnya.

Oleh karena itu M Idris meminta agar Pemkab Pinrang memberikan bantuan kepada warga dengan melakukan pengerukan saluran air yang dangkal itu. “Sebenarnya kita sudah beberapa kali mengusulkan kepada Pemkab agar saluran air itu dikeruk, tapi sampai saat ini belum mendapat tanggapan,” tandasnya.

Permintaan M Idris juga diamini oleh Adnan, bahkan menurutnya banjir yang melanda Desa Samaulue adalah yang keempat kalinya dalam tahun ini. Dijelaskannya bahwa ketinggian air mencapai dua meter saat banjir tersebut menerjang pertama kalinya. Sedang saat ini, meski sudah surut namun ketinggian air masih mencapai satu setengah meter. “Terpaksa kita tidak bekerja saat ini karena banjir sangat tinggi,” lanjutnya.

Warga Mulai Terserang Penyakit

Akibat banjir yang menggenangi puluhan rumah di Desa Samaulue Kec Lanrisang Pinrang, puluhan warga kini terserang sejumlah penyakit seperti gatal-gatal dan diare. Seperti Herman (10) yang sekujur tubuhnya gatal-gatal. Selain itu dia juga mengeluh karena setiap akan turun ke rumah, dia harus membuka alas kakinya. “Susah sekali karena tidak bisa lagi bermain sama teman-teman. Pulang sekolah, hanya tinggal di rumah terus karena takut terbawa banjir,” jelasnya.

Hal yang sama juga dijelaskan oleh Aminah, salah seorang ibu rumah tangga di desa itu. Menurutnya, tiga orang anaknya kini menderita gatal-gatal dan diare. Oleh sebab itu, dia melarang keras anaknya untuk bermain-main air yang menggenangi halaman rumahnya. “Pemkab Pinrang harus segera membantu kami agar sejumlah masalah di desa ini segera selesai. Apalagi banjir ini adalah yang kesekian kalinya dalam tahun ini, dan juga menerjang kampung ini setiap tahun,” pungkasnya.