SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Rabu, 30 Januari 2008

PENGHUNI PANTI JOMPO HIDUP MEMPRIHATINKAN

Oleh : Abdillah.Ms (Radio Elshinta)

Untuk kesekian kalinya, saya berkunjung ke Panti jompo Tresna Werda Mappakasunggu, Parepare, Sulawesi selatan, 4 bulan yang lalu saya pernah mengunjungi tempat ini, kondisinya tidak jauh berbeda, Kehidupan di panti itu sebenarnya sangat-saaangat memprihatikan, karena terkesan lebih tidak terurus, Padahal panti jompo tersna werda ini berada di bawa naungan Departemen sosial yang nota bene mempunyai alokasi aggaran buat mengurusi para lanjut usia tersebut.



Kendati tempat tinggal asram bagi Puluhan penghuni panti jompo tersebut tergolong layak, namun pelayanan kesehatan, kebersihan dan gizi para manula di panti tersebut sangatlah memiriskan hati.

Para penghuni panti ini biasanya hanya meperoleh jatah makan yang sangat rendah asupan gizinya. Taelo Salah seorang penghuni yang sudah tujuh tahun mendiami panti Tresna wreda ini mengungkapakan, ia dan puluhan penghuni panti lainnya biasanaya hanya mendapat jatah makan nasi putih dan ikan asin bahkan sesekali tanpa di beri sayuran” jatah makan kami di sini hanya nasi putih dan ikan asin pak ungkapnya.

Sementara pemeriksaan kesehatan terkadang jadwalnya tidak beraturan, biasanya sekali dalam sebulan, padahal ketentuan yang berlaku adalah seminggu sekali. Para penghuni panti mengeluhkan sikap para pengelolah yang sering “menyunat” dana bantuan dari donatur.

Padahal di antara para donatur yang biasanya berkunjung di tempat ini mereka terkadang memberi uang kepada para penghuni panti. Belum lagi jika penghuni panti ini ada yang sakit, atak satupun perawat yang mengurusinya, jangankan mengharap layanan kesehatan, sedikitpun perhatian dari pihak pengelolah tak pernah mereka rasakan.

Mungkin semua penghuni panti jompo ini tak pernah berharap akan menjalani sisa umurnya dengan kondisi yang sangat menyedihkan seperti ini, tidur beralaskan tikar di lantai yang tersa cukup dingin.

Padahal, ada puluhan bahkan ratusan kasurt busa atau springbed dan bantal serta fasilitas hidup lainnya yang hanya di gudangkan. Semua itu di peruntukkan buat para penghuni panti, namun entah karena apa alasan apa pihak pengelolah panti tega melakukan hal tersebut.

Jadi wajar kalau di duga ada santunan dari para donatur dan fasilitas lainnya dari pemerintah di selewengkan, namun sayang tak ada satu pun di antara para pengelolah panti yang mau berkomentar.

Mungkin kita semua tak pernah berharap di masa tua anada harus terpisah dengan keluarga tercinta kita dan harus menjadi penghuni sebauah panti jompo karena keluarga tidak sanggup mengurusi. Kita semua mungkin akan mebayangkan suasana hidup yang tidak menyenagkan.

Lantas bagimana jika pengelolah panti jompo itu sendiri tidak lagi memperhatiakan para penghuninya. Yang terjadi dalah pelanggaran atas hak asasi manusia (Ham), di mana taraf hidup para manula yang tinggal menunngu ajalnya, lebih rendah di banding hewan. (pijar)