SELAMAT DATANG DI BLOG PERHIMPUNAN JURNALIS AJATAPPARENG (PIJAR). DAPATKAN BERITA AKTUAL SEPUTAR AJATAPPARENG DI BLOG INI. KARYA ANDA JUGA DAPAT DIMUAT, SILAHKAN KIRIM KE E-MAIL pijarcomunity@gmail.com TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN DAN PARTISIPASI ANDA

Jumat, 15 Februari 2008

Longsor, Empat Dusun Terisolir di Sidrap


Laporan: Alfiansyah Anwar

SIDRAP---Sedikitnya empat dusun di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan terisolir akibat longsor di sejumlah ruas jalan. Hanya kendaraan roda dua yang bisa melintas di jalan tersebut. Bahkan sebagian warga terpaksa berjalan kaki sejauh tujuh kilometer.


Akses jalan menuju ke empat dusun di Desa Tana Toro, Kecamatan Pitu Riase, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan terhambat akibat longsor. Setidaknya terdapat tiga titik longsoran menuju ke dusun tersebut.

Warga di empat dusun yakni Dusun Lariu, Matajang, Langgara Tungngga dan Tabaro kini masih terisolir akibat longsor. Untuk mencapai dusun tersebut, warga harus melintasi medan yang berat dengan kendaraan roda dua. Sebagian warga bahkan harus berjalan kaki sejauh tujuh hingga sepuluh kilometer.

Hingga kini, Pemerintah Kabupaten Sidrap masih berupaya membuka akses jalan dengan mengerahkan alat berat menuju ke dusun tersebut. “Pemerintah berupaya membuka akses jalan menuju desa terpencil. Ini penting untuk memudahkan warga memasarkan hasil perkebunannya. Hanya saja dengan terbukanya jalan, warga diharapkan tidak melakukan pengrusakan hutan seperti pembabatan pohon, sebab bisa menimbulkan banjir dan longsor seperti yang terjadi saat ini,” kata Wakil Bupati Sidrap, Musyafir Kelana, kepada Media Indonesia, Jumat (15/2).

Menurut Musyafir, Desa Tana Toro ini memang berada di Pegunungan Sidrap dan berbatasan dengan Kabupaten Wajo dan Enrekang. Ratusan kepala keluarga di desa tersebut, baru satu tahun menikmati jalan tanah yang bisa dilintasi kendaraan roda empat.
“Selama 48 tahun, warga baru menikmati jalan yang bisa dilintasi mobil. Hanya sebagian dusun yang memiliki jalan setapak di desa ini,” ungkap Musyafir.

Ketua Satkorlak Sidrap ini menambahkan, terbukanya akses jalan menuju ke desa ini membuat perekonomian masyarakat mulai menggeliat. “Warga di desa ini, umumnya berkebun merica dan kakao. Sebelum ada jalan, mereka sulit memasarkan produksi perkebunannya,” kata Musyafir.

Selain merica dan kakao, sejumlah buah-buahan juga terdapat di desa ini. Diantaranya durian, langsat dan rambutan. Arsyad (30 tahun), tokoh pemuda di desa ini berharap, Pemerintah Kabupaten bisa segera melakukan peningkatan jalan menuju ke desa ini.
“Kalau bisa, pada tahun 2009 tak ada lagi jalan setapak menuju ke dusun. Sebab di sana banyak sekali hasil perkebunan yang sulit dipasarkan,” beber Arsyad.

Kepala Desa Tana Toro, Abdullah Pabba, mengungkapkan, dengan adanya jalan yang bisa dilintasi kendaraan roda empat, warga di desanya semakin giat bekerja. “Soalnya, harga komuditas perkebunan semakin bernilai jual tinggi. Salah satu contohnya adalah harga merica. Sebelum ada jalan, harganya Cuma Rp28 ribu, kini sudah mencapai Rp37 ribu per kilogram,” sebut Abdullah Pabba kepada Media Indonesia.

Pekan lalu, Minggu (10/2), rombongan pejabat Pemkab Sidrap yang dipimpin Wakil Bupati Sidrap Musyafir Kelana juga melakukan kunjungan kerja ke desa ini. Mereka menginap dan menggelar sejumlah kegiatan seperti panggung hiburan, pemeriksaan kesehatan gratis, dan sosialisasi pengelolaan hutan.