Laporan: Syahlan
PINRANG---Upaya Pemkab Pinrang untuk melakukan penertiban sejumlah terminal bayangan di Kota Pinrang, mendapat tentangan dari ratusan sopir angkutan antar kota (angkot) jalur Pinrang-Makassar yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Sopir (Somasi) Pinrang. Menurut Koordinator Somasi Alamsyah, melakukan aksi demonstrasi karena Pemkab Pinrang berkeras melakukan penertiban terminal bayangan.
“Selama ini kami kesulitan mendapatkan penumpang di terminal, karena mereka rata-rata menunggu mobil di sekitar rumahnya. Bahkan ada yang terang-terangan menunggu mobil di jalan poros. Karena kondisinya demikian, maka kita meminta kebijaksanaan dari Pemkab untuk masalah ini,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa untuk mencari penumpang, sejumlah sopir angkot Pinrang-Makassar memilih untuk parkir di sejumlah tempat strategis yang biasanya dipilih penumpang untuk menunggu mobil tumpangan.
Seperti yang dikeluhkan oleh Faisal, salah seorang sopir angkot. Menurutnya, Pemkab Pinrang harus mempertimbangkan dengan baik jika ingin melakukan penertiban terminal bayangan. Menurutnya, sopir angkot akan kesulitan mendapatkan penumpang jika harus menuju ke terminal.
“Apalagi selama ini Pemkab tidak mampu mengatasi sejumlah sopir angkot yang nakal dan tidak mematuhi aturan. Ada baiknya, Pemkab cukup mengatur kondisi di sejumlah terminal bayangan itu agar tidak terlihat semrawut. Tidak perlu ditertibkan, kasihanilah kami dan anak istri kami yang kami hidupi,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskannya bahwa, jika Pemkab Pinrang benar-benar ingin menertibkan terminal bayangan, mereka harus konsisten dengan aturan yang ada. Apalagi Perda yang dikeluarkan oleh Bupati Pinrang menurutnya sangat tidak berpihak kepada para sopir angkot. Akibatnya, penertiban yang dilakukan oleh Tim Gabungan Penertiban Angkutan Darat Pemkab Pinrang yang terdiri dari Dinas Perhubungan, Dinas Trantib dan Polres Pinrang selama beberapa bulan terakhir senantiasa mendapat tentangan dari para sopir angkot.
Menanggapi aksi itu, Kepala Dinas Perhubungan Pinrang HM Kudri mengatakan penertiban terminal bayangan yang dilakukan pihaknya, merupakan bentuk realisasi dari aturan yang ada. Dia juga mengatakan bahwa tidak ada lagi toleransi bagi sopir untuk menunggu penumpang selain di terminal yaitu Terminal Paleteang dan terminal lama samping pasar sentral. “Demi ketertiban, tidak diperbolehkan lagi ada terminal bayangan dan itu sudah tidak ada toleransi,” jelasnya.
Tidak Ditemui Oleh Pejabat
Aksi demonstrasi para sopir angkot yang tergabung dalam Somasi itu dimulai di Desa Kariango Kec Mattirobulu kemudian berlanjut ke Kantor Bupati Pinrang. Di kantor itu, para sopir angkot berencana ingin bertemu langsung dengan Bupati Pinrang A Nawir. Namun sayangnya, puluhan anggota Mapolres dan Satpol PP Pinrang menghadang mereka di pintu masuk kantor yang berlokasi di Jalan Poros Pinrang-Parepare itu.
Penghadangan tersebut dilakukan karena para sopir dikhawatirkan akan melakukan aksi anarkis. Selain itu, Bupati Pinrang A Nawir memang tidak bersedia menemui para demonstran. “Masak orang tua yang sangat kami hormati tidak ingin menemui kita. Kunci persoalan ini sebenarnya ada sama bapak bupati, maka dia pula yang bisa menyelesaikan masalah ini,” jelas Koordinator Somasi Alamsyah. Meski tidak ditemui oleh pejabat, namun para demonstran tetap bertahan di Kantor Bupati Pinrang.